TEMPO.CO, - Suheir al-Arbeed duduk berselonjor di lantai sebuah kelas di kota Gaza. Punggungnya sakit karena harus tidur beralaskan selimut tipis.
Sambil menggendong bayinya, Hasan, yang baru berusia dua pekan, ia sesekali menulis daftar kebutuhan dasar untuk keluarganya yang kurang. “Kami membutuhkan makanan, pakaian, selimut, kasur dan susu,” kata al-Arbeed dikutip dari Aljazeera, Selasa, 18 Mei 2021.
Hasan menangis. Ia tak nyaman karena popoknya sudah penuh. Al-Arbeed pun bertambah pusing karena tak lagi memiliki persediaan. "Saya harus meminta popok orang lain untuk anak saya," ucap dia.
Tak hanya popok, Hasan kadang menangis karena perutnya kosong. "Aku mencoba menyusui dia tapi dia masih lapar dan terus menangis," tutur Al-Arbeed.
Wanita berusia 30 tahun itu termasuk di antara ratusan keluarga yang tinggal di utara dan timur Gaza, yang terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis malam, ketika serangan udara Israel menggempur Palestina.
Keluarga-keluarga itu melarikan diri dengan berjalan kaki dan menembus kegelapan selama beberapa kilometer menuju ke sekolah Gaza al-Jadeeda, salah satu dari sekian banyak sekolah yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
"Tidak ada mobil atau transportasi yang tersedia," kata al-Arbeed, yang rumahnya terletak di daerah Shujaiyah di timur laut Gaza.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 201 warga Palestina, termasuk 58 anak-anak dan 35 wanita, menurut otoritas kesehatan Gaza. Lebih dari 1.300 lainnya terluka.
Israel telah melaporkan sedikitnya 10 orang, termasuk dua anak, tewas dalam serangan roket yang dilakukan oleh Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Gaza.
Eskalasi dipicu Senin lalu ketika pasukan Israel menindak pengunjuk rasa di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, melukai ratusan warga Palestina. Ketika Israel gagal memenuhi tenggat waktu Hamas untuk menarik pasukannya dari daerah sekitar situs suci, yang dikeramatkan bagi umat Islam dan Yahudi, Hamas menembakkan beberapa roket ke arah Yerusalem. Tak lama kemudian, Israel melakukan serangan udara di Gaza.
Baca juga: Malaysia Sebut Israel Telah Menghina Umat Islam dan Seluruh Manusia
Sumber: ALJAZEERA