DK PBB Bahas Situasi Palestina dan Israel Pada Ahad Ini

Jumat, 14 Mei 2021 11:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB akan kembali menggelar rapat perihal ketegangan di Palestina dan Israel. Dikutip dari kantor berita Reuters, rapat akan digelar pada Ahad nanti usai salah satu anggota DK PBB, Amerika, menolak rapat di hari Jumat.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berkata, rapat di hari Jumat kurang ideal. Menurutnya, DK PBB perlu memberikan waktu kepada Palestina, Israel, dan utusan khusus Amerika untuk mengupayakan de-eskalasi.

"Kami secara terbuka mendukung diskusi terbuka di PBB," ujar Blinken menambahkan pada Kamis kemarin, waktu setempat, 13 Mei 2021.

Sebelumnya, DK PBB sempat mencoba untuk mengeluarkan resolusi atau pernyataan bersama terkait ketegangan di Palestina dan Israel pada Kamis kemarin. Namun, upaya itu mendapat pertentangan dari Amerika yang menganggap rancangan DK PBB "kontra-produktif". Amerika meminta rapat sekali lagi yang akhirnya disepakati di hari Minggu.

Tidak semua anggota DK PBB mendukung langkah Amerika yang merupakan salah satu pendukung utama Israel. Tak lama setelah Amerika memblok resolusi atau pernyataan bersama DK PBB, beberapa negara dari blok Eropa memilih untuk mengeluarkan pernyataan bersama lebih dulu. Mereka adalah Norwegia, Estonia, Prancis, dan Irlandia.

"Kami meminta Israel untuk melakukan menghentikan pertempuran, penghancuran, maupun penggusuran, tak terkecuali di Yerusalem Timur," ujar pernyataan mereka.

Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel yang terlihat dari Ashkelon, Israel 10 Mei 2021. Sebanyak 20 orang tewas akibat serangan udara Israel ke Palestina. REUTERS/Amir Cohen


Secara terpisah, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengirim surat permohonan ke PBB. Dalam surat itu, ia meminta PBB segera mengambil tindakan untuk menghentikan serangan Israel ke warga Palestina, terutama di jalur Gaza.

Ketegangan antara Palestina dan Israel sudah berlangsung selama nyaris sepekan. Hal itu bermula dari langkah Israel yang hendak menggusur warga Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah. Padahal, Sheikh Jarrah adalah wilayah yang diakui sebagai bagian Palestina.

Warga yang menolak penggusuran itu kemudian menggelar perlawanan. Perlawanan pertama berupa unjuk rasa di kawasan Masjid Al-Aqsa. Israel merespon keras unjuk rasa itu, berujung pada bentrok antara warga dan aparat. Dari sana, situasi berkembang hingga pertempuran antara milisi Palestina, Hamas, dengan militer Israel.

Total ratusan, bahkan ribuan, roket diluncurkan kedua kubu yang berujung pada tewasnya warga sipil. Apabila mengacu pada data Kementerian Kesehatan Palestina, 69 orang tewas pada serangan Kamis kemarin. Sebanyak 17 di antaranya adalah anak-anak dan 8 perempuan. Korban luka-luka ada 390 orang.

Baca juga: Amerika Dikabarkan Memblok Deklarasi DK PBB Ihwal Konflik Palestina - Israel

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 menit lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

1 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

1 jam lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

3 jam lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

5 jam lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

13 jam lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

14 jam lalu

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Para mahasiswa, dosen dan staf di berbagai universitas di Iran mengadakan unjuk rasa pro-Palestina di masing-masing kampus.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

14 jam lalu

Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

Menlu AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk segera menerima proposal Israel yang terbaru dan "sangat murah hati" untuk melakukan gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas Memperparah Penderitaan di Gaza, Pengungsi Minum Kurang dari 1 Liter Air per Hari

15 jam lalu

Suhu Panas Memperparah Penderitaan di Gaza, Pengungsi Minum Kurang dari 1 Liter Air per Hari

Suhu musim panas yang kian meningkat semakin memperburuk penderitaan warga Gaza di tengah krisis kemanusiaan dan serangan Israel.

Baca Selengkapnya