Junta Militer Cap Pemerintah Persatuan Myanmar Sebagai Kelompok Teroris
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Minggu, 9 Mei 2021 11:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer mencap Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar sebagai kelompok teroris dan menyalahkannya atas pengeboman, pembakaran dan pembunuhan, kata media yang dikendalikan junta pada Sabtu.
Tentara Myanmar berupaya menegakkan ketertiban sejak merebut kekuasaan dalam kudeta militer 1 Februari dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi berserta pejabat sipil dan aktivis pro-demokrasi lain.
Pengeboman dilaporkan setiap hari dan milisi lokal telah dibentuk untuk menghadapi tentara, sementara protes anti-junta belum berhenti dan pemogokan oleh penentang kudeta telah melumpuhkan ekonomi Myanmar.
Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang beroperasi secara tertutup dan juga menyebut tentara sebagai teroris, minggu ini mengumumkan akan membentuk Angkatan Pertahanan Rakyat.
"Tindakan mereka menyebabkan begitu banyak terorisme di banyak tempat," kata televisi negara MRTV, dikutip dari Reuters, 9 Mei 2021.
"Ada bom, kebakaran, pembunuhan dan ancaman yang menghancurkan mekanisme administrasi pemerintah," kata pengumuman junta militer, yang melarang NUG berdasarkan undang-undang anti-terorisme.
Undang-undang anti-terorisme tidak hanya melarang keanggotaan kelompok, tetapi juga kontak dengan mereka. Junta Myanmar sebelumnya menuduh penentangnya melakukan pengkhianatan.
Rakyat Myanmar turun ke jalan melawan junta di puluhan tempat pada hari Sabtu. Setidaknya 774 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan junta militer dan 3.778 ditahan, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik.
Junta Myanmar membantah angka-angka itu dan mengatakan setidaknya dua puluh anggota pasukan keamanan telah tewas dalam protes.
Pertempuran juga berkobar di pinggiran Myanmar dengan kelompok tentara etnis bersenjata yang telah berperang selama beberapa dekade, dan beberapa di antaranya telah bersatu di belakang para pengunjuk rasa. Televisi pemerintah mengklaim tentara telah mengalami kemajuan dalam pertempuran melawan Tentara Kemerdekaan Kachin di Myanmar utara.
Di Myanmar barat, Pasukan Pertahanan Chinland yang baru dibentuk mengatakan telah menguasai kamp militer. Tentara tidak mengomentari laporan tersebut.
Junta militer mengambil alih kekuasaan dengan menuduh ada kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan telak oleh partai Aung San Suu Kyi, tetapi kecurangan itu dibantah oleh komisi pemilihan umum Myanmar.
Baca juga: Puluhan Perwira Angkatan Udara Myanmar Membelot Sejak Kudeta Militer 1 Februari
REUTERS