Batas Waktu Netanyahu Habis, Presiden Israel Tugaskan Pesaingnya Bentuk Kabinet

Kamis, 6 Mei 2021 17:30 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato kepada para pendukungnya setelah pengumuman hasil hitung cepat dalam pemilihan umum Israel di markas besar partai Likud di Yerusalem pada 24 Maret 2021. [REUTERS / Ammar Awad]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Israel Reuven Rivlin pada Rabu memilih Yair Lapid, seorang politisi sentris dan saingan terkuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk mencoba membentuk pemerintahan baru.

Pemimpin terlama Israel, Netanyahu, 71 tahun, telah berjuang untuk mempertahankan jabatannya melalui empat pemilu yang tidak meyakinkan sejak 2019 dan terjerat tuduhan korupsi yang dia bantah.

Presiden Reuven Rivlin, dalam pidato yang disiarkan televisi mengumumkan pilihannya atas Lapid, mengatakan mantan menteri keuangan itu mendapat dukungan yang dijanjikan dari 56 dari 120 anggota parlemen, yang masih kurang dari mayoritas.

"Jelas anggota parlemen Yair Lapid bisa membentuk pemerintahan yang memiliki kepercayaan kepada Knesset, meski ada banyak kesulitan," kata Rivlin, dikutip dari Reuters, 6 Mei 2021.

Dalam sebuah pernyataan yang menerima pencalonan tersebut, Lapid, yang memimpin partai Yesh Atid, mengatakan dia akan membentuk pemerintahan kiri, kanan dan tengah untuk menyatukan semua kubu.

Advertising
Advertising

Tapi Lapid, 57 tahun, telah mengabaikan tugasnya di pemerintahan Netanyahu, dengan alasan dakwaan kasus korupsi yang menjerat Netanyahu.

Pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid, memberikan pidato setelah pengumuman hasil hitung cepat dalam pemilihan umum Israel di markas partainya di Tel Aviv, Israel 24 Maret 2021. [REUTERS / Amir Cohen]

Yakin dirinya masih bisa mempertahankan jabatan, Netanyahu mengimbau ultranasionalis Naftali Bennett untuk bergabung dengannya dan membentuk "blok sayap kanan yang solid" yang mengendalikan 59 kursi di parlemen, jumlah yang masih kurang dari mayoritas.

Pengaruh politik Bennett, dari partai Yamina, akan membujuk legislator sayap kanan lainnya yang saat ini berjanji untuk mendukung Lapid, kata Netanyahu dalam sambutannya menyusul pencalonan Lapid.

"Ini kebenaran yang sederhana: ini (koalisi pimpinan Lapid) akan menjadi pemerintah sayap kiri yang berbahaya," kata Bibi, panggilan dekat Netanyahu.

Pemilu Israel terbaru pada 23 Maret, yang diadakan ketika Netanyahu juga diadili atas tuduhan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, tidak menghasilkan suara mayoritas untuk petahana atau untuk aliansi oposisi dari seluruh spektrum politik yang bertujuan untuk menggulingkannya.

Mandat 28 hari untuk membentuk koalisi habis pada Rabu tengah malam setelah Netanyahu gagal menyetujui persyaratan dengan calon mitra sayap kanan, membuka jalan bagi Rivlin untuk menugaskan kewajiban tersebut kepada anggota parlemen lainnya.

Lapid juga memiliki waktu 28 hari untuk mencoba membentuk koalisi.

Perjanjian pembagian kekuasaan untuk mengakhiri kebuntuan politik Israel telah diperdebatkan secara luas, di mana Lapid akan merotasi jabatannya dengan Bennett, 49 tahun.

Rivlin bertemu keduanya secara terpisah pada hari Rabu, dan masing-masing mengajukan namanya sendiri untuk memimpin pembicaraan koalisi, kata presiden.

"Saya baru saja berbicara dengan Yair Lapid dan memberitahunya bahwa saya mempercayakannya untuk membentuk pemerintahan, apakah ini pemerintahan yang akan ia pimpin pada awalnya, atau pemerintahan yang dipimpin oleh orang lain terlebih dahulu di mana ia akan menjabat sebagai perdana menteri alternatif," kata Rivlin dalam pidatonya.

Partai Lapid menempati posisi kedua dengan 17 kursi parlemen berbanding 30 untuk Likud Netanyahu dalam pemilihan Maret.

Netanyahu dan lawan-lawannya telah meminta dukungan dari partai-partai yang mewakili 21% minoritas Arab Israel, yang berpotensi memberi mereka suara atas kabinet untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

Lima dari enam legislator Joint Arab List memberikan dukungan mereka di belakang Lapid dalam sebuah surat yang dikirim partai tersebut ke Rivlin pada hari Rabu, yang didukung oleh presiden dalam pidatonya.

Kegagalan untuk memecahkan kebuntuan akan mengarah pada pemilu Israel baru, menambah kekacauan politik sementara Israel menghadapi tantangan dari program nuklir Iran dan mengejar pemulihan ekonomi setelah peluncuran cepat vaksin Covid-19.

Baca juga: Pemilu Israel: Berlomba Singkirkan Benjamin Netanyahu dari Kursi Perdana Menteri

REUTERS

Berita terkait

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

23 menit lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

3 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

11 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

11 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

12 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

13 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

13 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

15 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

16 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

16 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya