Menteri Luar Negeri Filipina Usir Kapal Cina dari Laut Cina Selatan via Twitter
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 4 Mei 2021 22:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Filipina pada Senin mengusir kapal Cina keluar dari perairan Filipina di Laut Cina Selatan dalam kicauan blak-blakan di Twitter.
Komentar Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin mengikuti protes Manila atas apa yang disebut kehadiran ilegal ratusan kapal Cina di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 370 km Filipina.
"Cina, teman saya, seberapa sopan saya bisa mengatakan ini? Begini...O...KELUAR DARI SINI SIALAN," kicau Locsin di akun Twitter pribadinya, dikutip dari Reuters, 4 Mei 2021.
China, my friend, how politely can I put it? Let me see… O…GET THE FUCK OUT. What are you doing to our friendship? You. Not us. We’re trying. You. You’re like an ugly oaf forcing your attentions on a handsome guy who wants to be a friend; not to father a Chinese province … https://t.co/KTv1TOQvN7
— Teddy Locsin Jr. (@teddyboylocsin) May 3, 2021
Ketika ditanya apakah Malacañang (Istana Kepresidenan Filipina) menyetujui penggunaan umpatan Locsin dalam kicauan tersebut, juru bicara Presiden Duterte Harry Roque menjawab, "Kami tidak akan mencampuri hak Menteri Locsin untuk kebebasan berbicara," Inquirer melaporkan.
Roque menegaskan kembali bahwa kebijakan Presiden di Laut Filipina Barat akan selalu "berhati-hati, terhitung, dikalibrasi", dengan Manila menjaga hubungan baik dengan Beijing, tetapi tidak pernah melepaskan klaim dan hak kedaulatan Filipina di daerah tersebut.
Kedutaan Besar Cina di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pejabat Cina sebelumnya mengatakan kapal-kapal di Whitsun Reef yang disengketakan adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari laut yang ganas.
Menanggapi permintaan komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengulangi pernyataan 28 Maret oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mengatakan Amerika Serikat "mendukung mitra Filipina dalam menghadapi tekanan milisi maritim (Cina) di Laut Cina Selatan."
"Seperti yang telah kami nyatakan sebelumnya, serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal atau pesawat sipil di Pasifik, termasuk di Laut Cina Selatan, akan mendorong kewajiban kami berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina," kata juru bicara Deplu AS.
Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang dilalui sekitar US$ 3 triliun (Rp 43 ribu triliun) perdagangan kapal setiap tahun. Pada tahun 2016, pengadilan arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa klaim tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin, Kementerian Luar Negeri Filipina menuduh penjaga pantai Cina "membayangi, memblokir, melakukan manuver berbahaya, dan mengintimidasi radio dari kapal penjaga pantai Filipina."
Pada hari Minggu, Filipina berjanji untuk melanjutkan latihan maritim di ZEE Laut Cina Selatan sebagai tanggapan atas protes Cina untuk menghentikan latihan tersebut.
Baca juga: Kapal Induk Milik Beijing Latihan Militer di Laut Cina Selatan