TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte khawatir Cina akan mencoba mengklaim wilayah perairan negaranya di Laut Cina Selatan. Hal itu menyusul aksi Cina yang mengirim 220 kapal laut ke wilayah perairannya. Oleh karena itu, Duterte berencana mengirimkan kapal angkatan lautnya untuk memastikan tidak ada upaya klaim atas wilayah perairannya.
"Saya tidak bergitu tertarik dengan urusan perikanan. Menurut saya tidak banyak ikan (di perairan Filipina) yang pantas untuk diributkan. Namun, ketika ini sudah berurusan dengan eksplorasi cadangan migas, maka saya akan mengirimkan kapal militer untuk menegaskan klaim," ujar Duterte, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 19 April 2021.
Diberitakan sebelumnya, 220 kapal Cina merapat di wilayah perairan Filipina, Laut Cina Selatan, pada Maret lalu. Mereka berdalih merapat di perairan Filipina untuk menghindari ganasnya lautan saat itu.
Filipina tidak percaya dengan pernyataan Cina. Mereka menyakini Cina berupaya menguasai cadangan migas yang berada di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Di sisi lain, sudah bukan rahasia umum bahwa Cina mengklaim keseluruhan Laut Cina Selatan sebagai miliknya, menyebutnya sebagai Nine Dash Line.
Meski Filipina meragukan alasan kapal-kapal Cina, berbagai pihak kecewa terhadap reaksi yang diberikan administrasi Duterte. Menurut berbagai kritikus, Duterte seharusnya lebih tegas lagi ke Cina karena negeri tirai bambu jelas tidak memiliki niat baik dengan menaruh ratusan kapal di ZEE Filipina.
Personel Penjaga Pantai Filipina berpatroli di dekat kapal Cina yang diyakini diawaki oleh personel milisi maritim Cina di Whitsun Reef, Laut Cina Selatan, dalam foto yang dipublikasi oleh penjaga Pantai Filipina pada Kamis, 15 April 2021. Filipina menuduh Cina telah mengumpulkan lebih dari 240 kapal di perairan teritorial negara Asia Tenggara itu. Philippine Coast Guard via REUTERS
Duterte melanjutkan, ia sejatinya tidak ingin hubungan Filipina dan Cina memburuk. Namun, kata ia, dirinya tidak bisa tinggal diam jika sumber daya alam Filipina diambil tanpa izin atau kesepakatan tertentu.
"Jika mereka mulai mengebor (di ZEE Filipina), saya akan berkata kepada Cina, apakah itu masuk dalam kesepakatan? Jika tidak masuk dalam kesepakatan, maka saya juga akan melakukan pengeboran migas di sana," ujar Duterte.
Sebagai catatan, beberapa tahun terakhir Duterte mencoba membangun aliansi dengan Cina. Negeri tirai bambu tersebut berjanji akan ada bantuan pinjaman serta investasi, untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, jika Filipina mau bersekutu. Filipina menyetujuinya, namun janji itu belum pernah terealisasi yang memicu kemarahan sejumlah politisi nasionalis.
Duterte bergeming, mencoba mempertahankan hubungan baik dengan Cina. Ia beberapa kali berkata, Cina terlalu kuat untuk dikonfrontasi langsung oleh Filipina dan ia tak ingin masuk ke perang yang tak mungkin dimenangkan. Namun, situasi 220 kapal di ZEE meningkatkan tekanan ke Duterte untuk segera bertindak tegas ke Cina.
Baca juga: Perairannya Diganggu Kapal Cina, Filipina Mau Latihan Militer Lagi dengan AS
ISTMAN MP | REUTERS