Rusia Tuduh Penolakan BPOM Brasil Terhadap Vaksin Sputnik V Bermotif Politik

Rabu, 28 April 2021 15:00 WIB

Botol vaksin virus corona Sputnik V Rusia di Beograd, Serbia, 6 Januari 2021. [REUTERS / Fedja Grulovic]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengembang vaksin Sputnik V Rusia pada Selasa mengkritik Brasil karena menolak vaksin Covid-19 itu tidak berdasarkan alasan ilmiah dan saintifik.

Dewan badan pengawas obat-obatan Brasil, Anvisa, secara anonim memilih untuk tidak menyetujui Sputnik V setelah staf teknis memperingatkan cacat pengembangan dan data tentang keamanannya tidak lengkap, menurut laporan Reuters, 28 April 2021.

Gubernur negara bagian di Brasil sebelumnya telah meminta izin untuk menggunakan Sputnik V saat mereka memerangi gelombang kedua Covid-19 yang mematikan.

Masalah krusial bagi regulator Brasil adalah risiko virus lain yang digunakan untuk membuat vaksin berkembang biak pada pasien, yang oleh manajer obat-obatan dan produk biologis Anvisa Gustavo Mendes disebut sebagai kerusakan "serius".

Denis Logunov, pengembang utama Sputnik V, membantah bahwa dua vektor virus, atau adenovirus, yang digunakan untuk menghasilkan dosis Covid-19 dapat bereplikasi.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan setiap kelompok menjalani pemeriksaan ketat baik oleh Institut Gamaleya dan pengawas kesehatan Rusia, dan tidak ada yang menunjukkan adanya adenovirus yang dapat bereplikasi.

"Vaksin itu bersih...dan tidak mengandung adenovirus yang kompeten untuk replikasi," kata Logunov, dikutip dari Reuters.

Logunov mengatakan suntikan itu melalui proses pembersihan dan penyaringan empat tahap, yang menurutnya jarang terjadi di antara pembuat vaksin.

"Ini membuat produksi kami jauh lebih mahal karena kami kehilangan sebagian dari produk kami. Tapi kami mencapai tingkat kemurnian yang luar biasa," katanya.

Tenaga kesehatan di Palestina memperlihatkan vaksin Sputnik dari Rusia yang tiba di sana, Minggu, 21 Februari 2021. Sumber: Reuters/arabnews.com

Menanggapi keputusan Anvisa Brasil, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan Sputnik V telah terbukti efisien dan telah digunakan 15 lebih negara dan didaftarkan di 62 negara.

"Jadi tidak alasan untuk meragukan keamanan vaksin Sputnik V. Keputusan regulator Brasil sangat mengejutkan dan tampaknya karena bermotif politis," kata Lyudmila Vorobieva pada Rabu, menambahkan keputusan Anvisa juga dikritik oleh politisi Brasil sendiri sebab Brasil sangat membutuhkan pasokan vaksin di tengah situasi pandemi yang semakin memburuk.

Selain itu, Lyudmila Vorobieva mengatakan keputusan Brasil juga dilakukan karena tekanan pihak luar termasuk Amerika Serikat, agar Brasil tidak mencari vaksin Rusia.

"Jadi ini contoh lain masalah vaksin ini murni masalah politis," kata Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers virtual di Jakarta, 28 April 2021.

Vorobieva berharap Brasil berubah pikiran dan Rusia siap membantu Brasil untuk program vaksinasinya.

Seperti suntikan AstraZeneca, Sputnik V adalah vaksin vektor virus. Vaksin vektor virus menggunakan adenovirus untuk membawa informasi genetik yang diperlukan untuk menghasilkan kekebalan terhadap Covid-19 ke dalam tubuh, tetapi dirancang untuk melucuti vektor kemampuan untuk bereplikasi.

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan vaksin Sputnik V di luar negeri, mengatakan pada Senin bahwa Anvisa telah diberikan akses penuh ke lokasi penelitian dan produksi Sputnik V.

RDIF mengatakan penolakan Anvisa terhadap vaksin Sputnik V mungkin bermotif politik menyusul tekanan dari Amerika Serikat, dan menekankan vaksin Covid-19 Sputnik V telah disetujui untuk digunakan di 62 negara.

Baca juga: Filipina Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Sputnik V Asal Rusia

REUTERS | TEMPO

Berita terkait

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

14 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

18 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya