Barack Obama Prihatin Kondisi di Myanmar

Selasa, 27 April 2021 14:00 WIB

Gaya mantan Presiden AS, Barack Obama saat menjadi moderator dalam sebuah acara diskusi di University Chicago, AS, 24 April 2017. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama prihatin dengan kondisi di Myanmar. Obama menyebut kekerasan yang terjadi di Myanmar membuatnya patah hati karena digunakan untuk melawan warga silip setelah adanya perebutan kekuasaan melalui sebuah kudeta.

“Militer yang tidak sah dan brutal berusaha memaksakan keinginannya setelah satu dekade meluasnya kebebasan. Hal ini jelas tidak akan pernah bisa diterima oleh masyarakat dan seharusnya tidak diterima pula oleh dunia secara luas,” kata Obama dalam unggahannya di Twitter, Senin, 26 April 2021.

Pengunjuk rasa anti-kudeta militer membuat barikade saat mereka terlibat bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. Hingga kini sudah sekitar 200 demonstran yang tewas akibat kekerasan dari militer Myanmar. REUTERS/Stringer

Obama menyatakan dia mendukung Pemerintah Joe Biden dan negara-negara lain yang punya fikiran sama dengan Amerika Serikat, untuk membuat para Jenderal di Myanmar membayar apa yang telah mereka perbuat.

“Negara-negara tetangga Myanmar harus mengakui bahwa rezim yang ditolak oleh masyarakat Myanmar hanya akan membawa instabilitas yang lebih besar, krisis kemanusiaan dan risiko terjadinya sebuah negara gagal,” kata Obama.

Advertising
Advertising

Obama pun mendesak mereka yang ada di Myanmar, yang ingin mewujdukan demokrasi di Myanmar, agar terus menjalin solidaritas antar kelompok-kelompok etnis dan agama.

“Ini adalah masa-masa terburuk, namun saya tersentuh oleh persatuan, ketahanan dan komitmen pada nilai-nilai demokratis oleh banyak masyarakat Myanmar, yang menawarkan harapan masa depan yang baik untuk Myanmar,” kata mantan Presiden Amerika Serikat itu.

Seorang aktivis mengatakan ada lebih dari 750 orang tewas sejak militer melakukan kekerasan terhadap masyarakat, yang berunjuk rasa melawan kudeta militer pada 1 Februari 2021.

Baca juga: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Kepada Perusahaan Kayu dan Mutiara Myanmar

Sumber: Reuters

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

56 menit lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

20 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

3 hari lalu

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

Game online yang mengandung konten kekerasan berpotensi merusak moral anak bangsa di masa depan sehingga perlu diblokir.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

4 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

5 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

7 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya