Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis anti-korupsi dan oposisi Pemerintah Rusia, Alexei Navalny, menyatakan bakal mengakhiri aksi mogok makannya. Adapun pengakhiran aksi mogok makan itu, kata Navalny, akan berakhir di hari ke-24 atau Jumat ini waktu Rusia.
Navalny menjelaskan, aksi mogok makan itu ia hentikan atas alasan kesehatan. Setelah dua kali diperiksa oleh dokter umum, Navalny mendapati aksi mogok makan yang ia lakukan bisa memperburuk kondisinya. Walau begitu, dia mesinyalkan aksi protes lain sebagai pengganti karena permintaan dipertemukan dengan dokter spesialis belum dipenuhi.
"Saya tidak akan mencabut permintaan saya untuk diperiksa oleh dokter spesialis. Saya telah kehilangan rasa di bagian tangan dan kaki. Saya mau memahami apa yang terjadi dan bagaimana merawatnya," ujar Navalny, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 23 April 2021.
Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny dipenjara 2,5 tahun di lembaga permasyarakatan Vladimir, Rusia. Ia dianggap telah melanggar persyaratan masa percobaannya dari vonis kasus penggelapan di tahun 2014.
Navalny merasa dirinya sudah menyelesaikan masa percobaan itu, namun pengadilan tetap memvonisnya bersalah. Di sisi lain, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa juga menganggap tindaka Pengadilan Rusia sewenang-wenang dan tidak masuk akal.
Sejak masuk penjara, Navalny kerap mengalami gangguan kesehatan. Selain sering mengalami mati rasa di beberapa bagian tubuhnya, ia juga mengalami kesakitan di bagian punggu. Ia berkali-kali meminta bantuan kepada lapas, namun tidak dituruti yang kemudian dianggap Navalny sebagai penyiksaan pada dirinya.
Sebelum dipenjara, Navalny sempat nyaris mati karena diracun dengan zat syaraf Novichok. Ia sekarat di pesawat tujuan Moskow yang ia tumpangi dari Serbia. Beruntung baginya, pesawat mampu mendarat darurat untuk segera melarikannya ke rumah sakit. Navalny menyakini pembunuhan itu direncanakan administrasi Presiden Vladimir Putin. Pemerintah Rusia telah membantah.
Catatan redaksi: Berita ini telah mengalami perbaikan soal keterangan kapan Navalny akan mengakhiri mogok makannya. Sebelumnya, kami menulis aksi akan berakhir gradual padahal sesungguhnya berakhir hari ini.