Chef Tawarkan Jasa Memasak Hidangan Mewah Restoran di Rumah Saat Lockdown Paris

Jumat, 23 April 2021 14:00 WIB

Sebuah pemandangan menunjukkan kursi-kursi yang ditumpuk di dalam restoran tertutup di Paris saat pemerintah Prancis menutup bar dan restoran sebagai bagian dari langkah-langkah pembatasan Covid-19 untuk memerangi wabah penyakit virus corona di Prancis, 5 Januari 2021. [REUTERS / Gonzalo Fuentes]

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Paris yang merindukan hidangan mewah di saat lockdown Covid-19 kini bisa mendatangkan chef untuk menyajikan hidangan restoran di rumah.

Fatiha El-Kaddaoui adalah chef terlatih yang menerima pesanan perorangan, membawa bahan-bahannya ke rumah mereka dan menggunakan peralatan mereka untuk menyiapkan dan menyajikan hidangan berkualitas restoran.

Ia sibuk sebelum pandemi, tapi sekarang, katanya, dia harus menolak hingga 30 pesanan per bulan.

"Ada permintaan yang sangat, sangat besar," katanya, dikutip dari Reuters, 23 April 2012.

"Permintaan ini muncul karena orang-orang itu dulu pergi ke restoran satu, dua, tiga kali seminggu atau bahkan lebih," tutur El-Kaddaoui.

Advertising
Advertising

Jumat lalu, El-Kaddaoui telah dipesan oleh Valerie Lacroix, 35 tahun, untuk menyiapkan makan siang untuknya dan ibunya.

Bekerja di dapur Lacroix, koki menyiapkan hidangan foie gras, diikuti oleh ceviche ikan air tawar, lalu hidangan gambas dan kerang.

"Kami jelas ingin keluar, melihat teman dan keluarga kami, dan menghabiskan waktu bersama mereka, tetapi kami tidak bisa," kata Lacroix. "Ini menciptakan kembali momen bersama di rumah."

Pemilik restoran dan koki di seluruh dunia telah menemukan cara-cara kreatif untuk terus mengatasi pandemi yang telah menghancurkan industri mereka.

Beberapa membuat makanan berkualitas tinggi untuk diantar, sementara yang lain menawarkan kelas memasak di media sosial.

Orang Prancis menghabiskan lebih banyak waktu daripada orang-orang dari negara maju lainnya untuk makan atau minum, menurut Organisation for Economic Cooperation and Development, sehingga penutupan restoran sangat merugikan mereka.

Beberapa pelanggan bahkan sampai mengabaikan pembatasan Covid-19. Polisi menangkap lebih dari 110 orang yang sedang makan di sebuah restoran klandestin di Paris awal bulan ini.

Sebuah stasiun TV Prancis menyiarkan rekaman kamera tersembunyi dari acara-acara pribadi yang melanggar pembatasan di tempat-tempat eksklusif. Polisi melakukan penyelidikan.

El-Kaddaoui mengatakan dia beroperasi sesuai aturan dengan tidak melayani pertemuan lebih dari enam orang, dan tidak bekerja setelah pukul 19:00 PM untuk mematuhi jam malam.

Tetapi layanan Chef El-Kaddaoui tidak terjangkau oleh setiap warga Paris, sebab makan siang untuk dua orang harganya 170 euro atau sekitar Rp 3 juta per orang.

Baca juga: Biara Prancis Kesulitan Jual 2,8 Ton Keju Khas Mereka karena Lockdown Covid-19

REUTERS

Berita terkait

Mencicip Daging BBQ ala Texas di Django's, Pengasapan Butuh Waktu Berjam-jam

15 jam lalu

Mencicip Daging BBQ ala Texas di Django's, Pengasapan Butuh Waktu Berjam-jam

Berisket BBQ ala Texas ini diasapi berjam-jam, menghasilkan sajian daging yang garing di luar tetapi lembut di dalam.

Baca Selengkapnya

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

2 hari lalu

Kincir Angin Ikonik Moulin Rouge Paris Roboh, Pertunjukan Tetap Lanjut

Kincir angin Moulin Rouge telah berputar selama 135 tahun, dan yang pertama menyala saat pembukaan pada 1889

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

8 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya