Joe Biden Janji Pangkas Emisi AS Sebesar 50 Persen di KTT Hari Bumi

Jumat, 23 April 2021 12:00 WIB

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Joe Biden pada Kamis menaikkan target iklim AS dengan berkomitmen mengurangi emisi sebesar 50%-52% dari tingkat tahun 2005 dalam KTT Hari Bumi.

Pertemuan iklim dua hari yang dimulai pada Hari Bumi, 22 April, dihadiri secara virtual oleh para pemimpin 40 negara termasuk penghasil emisi besar seperti Cina, India dan Rusia.

Amerika Serikat, penghasil emisi terbesar kedua di dunia setelah Cina, berusaha untuk merebut kembali kepemimpinan global dalam perang melawan pemanasan global setelah mantan Presiden Donald Trump menarik AS dari upaya internasional untuk mengurangi emisi.

"Ini adalah dekade di mana kita harus membuat keputusan yang akan menghindari konsekuensi terburuk dari krisis iklim," kata Joe Biden di Gedung Putih, dikutip dari Reuters, 23 April 2021.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut tujuan baru AS itu bisa "mengubah permainan" ketika dua negara lain membuat komitmen baru.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang mengunjungi Joe Biden di Gedung Putih bulan ini, menaikkan target Jepang untuk memotong emisi menjadi 46% pada tahun 2030, naik dari 26%. Para aktivis lingkungan menginginkan komitmen setidaknya 50% sementara lobi bisnis Jepang yang kuat telah mendorong kebijakan nasional yang mendukung batu bara.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menaikkan target iklim negaranya menjadi 40% -45% pada tahun 2030 di bawah level 2005, naik dari 30%.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengumumkan komitmen lingkungannya yang paling ambisius, dengan mengatakan bahwa negaranya akan mencapai netralitas emisi pada tahun 2050, 10 tahun lebih awal dari tujuan sebelumnya.

Pabrik dan kilang kimia di dekat Houston Ship Channel terlihat di sebelah lingkungan Manchester di ujung timur industri Houston, Texas, AS, 9 Agustus 2018. [REUTERS / Loren Elliott]

Kepala bidang iklim Greenpeace Inggris, Kate Blagojevic, mengatakan KTT tersebut memiliki lebih banyak target daripada kompetisi memanah.

"Target, dengan sendirinya, tidak akan mengarah pada pengurangan emisi," katanya. "Itu membutuhkan kebijakan dan anggaran yang nyata. Dan di sanalah seluruh dunia masih jauh dari jalur."

Sebagian besar negara tidak menawarkan sasaran emisi baru. Presiden Cina Xi Jinping mengatakan Cina mengharapkan emisi karbonnya mencapai puncaknya sebelum 2030 dan negara itu akan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

Xi Jinping mengatakan Cina akan secara bertahap mengurangi penggunaan batu baranya dari tahun 2025 hingga 2030. Cina, pemimpin dalam memproduksi teknologi untuk energi terbarukan seperti panel surya, membakar batu bara dalam jumlah besar untuk pembangkit listrik.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan untuk memberikan perlakuan istimewa untuk investasi asing dalam proyek-proyek energi bersih, tetapi juga secara tidak langsung menyindir Amerika Serikat yang secara historis merupakan pencemar gas rumah kaca terbesar di dunia.

"Bukan rahasia lagi bahwa kondisi yang memfasilitasi pemanasan global dan masalah terkait sudah ada sejak dulu," kata Putin.

Sasaran iklim AS menandai tonggak sejarah dalam rencana Joe Biden yang lebih luas untuk mendekarbonisasi ekonomi AS seluruhnya pada tahun 2050, sebuah agenda yang menurutnya dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan dengan gaji yang baik, tetapi banyak politisi Partai Republik yang menganggap rencana itu akan merusak ekonomi.

Pemotongan emisi AS diharapkan berasal dari pembangkit listrik, mobil, dan sektor lain di seluruh ekonomi. Sasaran khusus sektor akan ditetapkan akhir tahun ini.

Target baru AS hampir dua kali lipat dari janji mantan Presiden Barack Obama untuk pengurangan emisi sebesar 26%-28% di bawah level 2005 pada tahun 2025.

Cara Washington mencapai tujuan iklimnya akan sangat penting untuk memperkuat kredibilitas AS terhadap pemanasan global, di tengah kekhawatiran internasional bahwa komitmen Amerika terhadap ekonomi energi bersih dapat bergeser secara drastis dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya.

Rencana infrastruktur Joe Biden menganggarkan US$ 2,3 triliun (Rp 33.442 triliun), yang berisi banyak langkah untuk pengurangan emisi yang dibutuhkan dekade ini, termasuk standar energi bersih untuk mencapai emisi nol bersih di sektor tenaga pada 2035 dan bergerak untuk mengganti armada kendaraan dengan tenaga listrik.

Tetapi langkah-langkah itu perlu disahkan oleh Kongres sebelum menjadi terealisasi.

American Petroleum Institute, kelompok pelobi minyak dan gas AS, dengan hati-hati menyambut janji iklim Joe Biden tetapi mengatakan itu harus disertai dengan kebijakan termasuk harga karbon, yang merupakan masalah pelik di antara beberapa anggota parlemen.

Baca juga: 7 Negara Eropa Mau Hentikan Pembiayaan Ekspor Bahan Bakar Fosil

REUTERS

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

12 jam lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

1 hari lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

1 hari lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya