Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Jumat, 16 April 2021 14:00 WIB

Para pendukung partai politik Islam Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP) berlindung di tengah jet air selama protes terhadap penangkapan pemimpin mereka di Lahore, Pakistan 13 April 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis telah menyarankan warga negaranya untuk meninggalkan Pakistan dan memperingatkan ancaman serius terhadap kepentingan Prancis di negara itu, kata dua sumber diplomatik pada hari Kamis. Imbauan ini muncul setelah bentrokan kekerasan yang terjadi di Pakistan pada pekan ini.

Ribuan Islamis radikal Pakistan bentrok dengan polisi awal pekan ini untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka, menjelang unjuk rasa yang mengecam kartun Nabi Muhammad oleh majalah Satire Prancis Charlie Hebdo, dikutip dari Reuters, 16 April 2021.

Sumber diplomatik mengatakan imbauan itu dikirim dalam semalam kepada warga dan perusahaan Prancis menyusul ancaman oleh kelompok Islam garis keras Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) untuk menargetkan kepentingan Prancis.

Sumber-sumber itu mengatakan kedutaan mengirim pesan kepada warga Prancis di Pakistan, yang merekomendasikan agar warga negara Prancis meninggalkan negara itu dan perusahaan Prancis menutup kegiatan sementara, "karena ancaman serius terhadap kepentingan Prancis di Pakistan".

Hubungan antara Prancis dan Pakistan memburuk sejak akhir tahun lalu setelah Presiden Emmanuel Macron memberikan penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis, Samuel Paty, yang dipenggal oleh seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas tentang kebebasan berpendapat.

Advertising
Advertising

Orang-orang meneriakkan slogan saat membakar spanduk dengan bendera Prancis yang dicoret selama protes terhadap publikasi kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Peshawar, Pakistan 26 Oktober 2020. [REUTERS / Fayaz Aziz]

Kartun Nabi Muhammad itu memicu kemarahan dan protes di dunia Muslim, terutama di Pakistan, dan bahkan seorang menteri Pakistan menyebut Macron memperlakukan Muslim seperti Nazi memperlakukan Yahudi dalam Perang Dunia Kedua.

Tahun lalu, TLP mengakhiri protes serupa terhadap Prancis hanya setelah pemerintah menandatangani kesepakatan yang menyetujui untuk mendukung boikot produk Prancis dan membuat langkah di parlemen untuk mengusir duta besar Prancis.

Awal pekan ini, pendukung TLP turun ke jalan untuk memaksa Imran Khan mengusir duta besar Prancis dan melarang produk Prancis di negara itu, The Indian Express melaporkan.

Pemerintah Imran Khan membalas dengan menahan pemimpin Tehreek-e-Labbaik Saad Rizvi dan pada hari Rabu dan melarang partainya.

Para pengunjuk rasa melakukan protes di ibu kota Islamabad dan memblokir jalan-jalan utama selama berhari-hari. Hal ini menyebabkan polisi melancarkan tindakan keras yang memicu bentrokan dan menewaskan 5 orang, termasuk dua polisi. Lebih dari 300 orang dilaporkan terluka.

"Ini situasi yang serius dan kami tahu bahwa di Pakistan hal-hal dapat meningkat dengan cepat," kata salah satu sumber diplomatik kepada Reuters.

Kedutaan besar Pakistan di Prancis tidak memberikan komentar terkait insiden ini.

Baca juga: Kebohongan Siswi SMP Berujung Pemenggalan Guru Prancis Samuel Paty

REUTERS | THE INDIAN EXPRESS

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

9 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

16 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

11 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

17 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya