Duta Besar Rusia Ungkap Kondisi Korea Utara di Tengah Pandemi Covid-19

Jumat, 16 April 2021 17:00 WIB

Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora. Sumber: Facebook/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora mengungkap kondisi Korea Utara di tengah pandemi Covid-19. Kehidupan masyarakat di negara itu di akuinya cukup sulit, tetapi belum ada kelaparan dan pengiriman barang lintas perbatasan mungkin bisa segera dilakukan.

Ucapan Matsegora itu disampaikan sepekan setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan negaranya menghadapi sebuah situasi yang sangat buruk. Kim mendorong para pejabat di partai berkuasa di negara itu agar bekerja seperti biasa dan melakukan pengorbanan dalam ‘Maret yang sulit’. Kim membandingkan kondisi Korea Utara saat ini dengan krisis ekonomi pada periode 1990-an, di mana sampai terjadi kelaparan dan bencana alam.

Pernyataan Matsegora adalah satu dari beberapa perwakilan negara asing yang bingung dengan ucapan Kim mengenai ‘kondisi saat ini’ yang dibandingkan dengan periode 1990-an tersebut.

“Bersyukur, ini masih jauh dari ‘Maret yang sulit’ dan saya berharap Korea Utara tidak sampai pada periode itu. Yang paling penting itu, tidak ada kelaparan saat ini di negara itu,” kata Duta Besar Matsegora, Rabu 14 April 2021.

Advertising
Advertising

Korea Utara mengalami kesalahan manajemen, dijatuhi sanksi-sanksi, terkena musibah banjir dan memutuskan mengunci wilayah perbatasannya sehingga membuat perekonomian negara itu terseok-seok. PBB memperingatkan Korea Utara bakal menghadapi bencana kelaparan dan bencana kemanusiaan lainnya.

Menurut Matsegora, barang-barang impor di Korea Utara sudah hilang dari peredaran, di rak-rak toko sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, sebagian besar produk-produk dalam negeri masih tersedia di pasar dan kenaikan harga masih tidak terlalu signifikan.

Beberapa diplomat asing dibatasi ruang geraknya selama mereka berada di Korea Utara sehingga belum bisa dikonfirmasi apakah ucapan Matsegora itu (tidak ada kelaparan) juga berlaku di wilayah lain di luar Ibu Kota Pyongyang yang relatif lebih makmur.

Dalam setahun terakhir, perdagangan di Korea Utara dibatasi oleh sanksi-sanksi internasional karena Pyongyang berkeras melanjutkan program senjata nuklirnya. Hanya saja, saat ini program senjata nuklir Korea Utara melambat karena ditutupnya wilayah perbatasan demi mencegah terjadinya penyebaran wabah virus corona.

Baca juga: Waswas Virus Corona, Korea Utara Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo

Sumber: Reuters

Berita terkait

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

13 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

2 hari lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

4 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

7 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya