Dapat Banyak Sanksi Baru, Rusia Minta Dubes Amerika Menghadap

Jumat, 16 April 2021 04:00 WIB

Pada pemilu 2018 untuk periode jabatan presiden 2018-2024 Putin kembali mencalonkan diri, Putin meraih sekitar 75 persen suara, yang menjadi tiket untuknya menjabat sebagai presiden satu periode lagi. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia merespon keras pemberian sanksi baru oleh Amerika terkait sejumlah isu. Dikutip dari Channel News Asia, mereka meminta Duta Besar Amerika untuk Rusia, John Sullivan, menghadap ke Kremlin dan menjelaskan keputusan tersebut. Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan balasan terhadap sanksi-sanksi dari Amerika tak terhindarkan.

"Kami sudah berkali-kali memperingatkan Amerika perihal konsekuensi atas langkah-langkahnya yang memicu permusuhan. Apa yang mereka lakukan meningkatkan kemungkinan konfrontasi antar kedua negara," ujar Zakharova, menyindir pernyataan Presiden Joe Biden yang menginginkan hubungan Amerika - Rusia yang stabil dan terkendali, Kamis, 15 April 2021.

Zakharova tidak menjelaskan bakal seperti apa respon dari Rusia atas sanksi-sanksi Amerika. Ia hanya menyatakan respon yang ada bakal menyulitkan Amerika. Ia pun menyebut pembicaraan dengan Dubes Amerika nanti tidak akan berjalan mudah untuk Negeri Paman Sam.

"Washington harus sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab atas menurunnya hubungan bilateral Amerika-Rusia. Hal itu sepenuhnya ada di tangan Amerika," ujar Zakharova kembali menegaskan.

Diberitakan sebelumnya, Amerika mengeluarkan sejumlah sanksi baru untuk Rusia terkait sejumlah isu. Hal itu mulai dari soal intervensi Pilpres Amerika, okupasi Krimea, hingga peretasan perusahaan teknologi Amerika SolarWinds. Amerika menyebut Rusia memiliki niatan jahat di balik aksi-aksi tersebut.

Orang-orang terlihat di tempat pemungutan suara awal secara langsung untuk pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) di Fairfax, Negara Bagian Virginia, AS, pada 18 September 2020. (Xinhua/Liu Jie)


Sanksi yang diberikan Amerika beragam. Soal intervensi Pilpres Amerika, misalnya, Kementerian Keuangan memasukkan 32 entitas dan individu ke dalam daftar hitam, menghilangkan kemampuan mereka untuk melakukan transaksi ekonomi di Negeri Paman Sam.

Contoh lain, Amerika mengusir 10 diplomat Rusia, termasuk pejabat intelijen, yang berbasis di Washington DC dan New York. Mereka diberi waktu 30 hari untuk meninggalkan Amerika. Menurut seorang pejabat Pemerintah Amerikam yang enggan disebutkan namanya, kesepuluhnya melakukan hal yang inkonsisten dengan tugas serta fungsi mereka.

Hubungan Rusia dan Amerika memang sudah lama memburuk. Salah satu titik krusialnya terjadi di tahun 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina. Amerika, seperti diberitakan selama ini, menyokong Ukraina.

Tahun ini, isu Ukraina dan Krimea kembali memanas. Rusia tiba-tiba mengerahkan 80 ribu pasukannya ke perbatas timur Ukraina dan Krimea. Amerika mengendus konsentrasi militer itu sebagai niatan berperang mengingat kelompok separatis pro-Kremlin masih aktif di sana. Rusia membantah tuduhan itu, namun tidak menyangkal bakal bereaksi keras jika terjadi sesuatu terhadap kelompok separatis mereka.

Baca juga: Respon Konsentrasi Militer di Ukraina, Amerika Hujani Rusia dengan Sanksi Baru

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

10 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

13 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya