Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Respon Konsentrasi Militer di Ukraina, Amerika Hukum Rusia dengan Sanksi Baru

image-gnews
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden selama pertemuan mereka di Moskow 10 Maret 2011. [REUTERS / Alexander Natruskin]
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden selama pertemuan mereka di Moskow 10 Maret 2011. [REUTERS / Alexander Natruskin]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan antara Amerika dan Rusia kian panas. Amerika menerapkan sejumlah sanksi kepada Rusia atas sejumlah isu, mulai dari peretasan, intervensi Pilpres Amerika, pelanggaran hak asasi manusia, hingga penempatan 80 ribu tentara di perbatasan timur Ukraina. Menurut Pemerintah Amerika, Rusia memiliki niatan jahat di balik aksi-aksi tersebut

Penasihat Keamanan Nasional Amerika, Jake Sullivan, menyatakan pemberian sanksi ini merupakan langkah signifikan dan kredibel terhadap Rusia. Tujuan utamanya, selain memberikan pelajaran kepada Rusia, tetapi juga untuk mengatur ulang hubungan Rusia-Amerika yang lebih stabil dan terkendali.

"Kami mempercayai bahwa aksi dan diplomasi yang kami lakukan hari ini bisa menghasilkan hubungan Amerika-Rusia yang lebih baik," ujar Sullivan, dikutip dari CNN, Kamis, 15 April 2021.

Sanksi yang diberikan Amerika beragam. Salah satunya, Pemerintah Amerika melarang institusi keungan mereka untuk membeli surat utang negara yang diterbitkan oleh bank sentral Rusia di pasar utama. Pengecualian diberikan untuk pembelian di pasar sekunder yang diyakini akan memiliki dampak lebih besar jika dilarang juga.

Selain itu, Pemerintah Amerika, lewat Kementerian Keuangan, memasukkan 32 entitas dan individu Amerika dalam daftar hitam. Dengan begitu, mereka tidak bisa lagi berbisnis ataupun melakukan transaksi ekonomi di Amerika. Pemerintah menyebut sanksi ini sebagai respon atas intervensi selama Pilpres Amerika 2020 dan tekanan yang dilakukan terhadap Krimea.

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Sebagai tambahan, Pemerintah Amerika mengusir 10 diplomat Rusia, termasuk pejabat lembaga intelijen, dari Washington. Menurut laporan CNN, pengusiran ini berkaitan dengan peretasan yang dilakukan Rusia ke perusahaan teknologi SolarWinds yang banyak digunakan lembaga Pemerintah Amerika.

Jake Sullivan melanjutkan, Presiden Amerika Joe Biden akan memberikan keterangan lebih lanjut soal sanksi-sanksi itu dalam waktu dekat. Adapun ia menyakini Joe Biden akan membahasnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin jika permintaannya untuk pertemuan tingkat tinggi disetujui.

Diberitakan Selasa kemarin, Joe Biden menelepon Putin dan menawarkannya untuk bertemu. Joe Biden dikabarkan ingin meng-clearkan sejumlah isu dengan Rusia, termasuk soal Ukrainan dan Krimea. Joe Biden mengajukan permintaan itu tak lama setelah Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Amerika sebagai musuh ihwal isu konsentrasi militer di Ukraina dan Krimea.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Presiden Joe Biden dan Vladimir Putin blak-blakan, saling memahami satu sama lain. Presiden Joe Biden mengusulkan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas berbagai isu yang mempengaruhi hubungan Amerika - Rusia," ujar Sullivan.

Pada pemilu 2018 untuk periode jabatan presiden 2018-2024 Putin kembali mencalonkan diri, Putin meraih sekitar 75 persen suara, yang menjadi tiket untuknya menjabat sebagai presiden satu periode lagi. Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Mantan Pejabat Kementerian Keuangan Amerika, Gary Hufbaeur, menyakini sanksi-sanksi tersebut akan mendapat reaksi keras dari Rusia. Soal surat utang misalnya, meski Amerika bukan pembeli utama, ia menyatakan hal tersebut akan tetap berdampak ke Rusia.

"Amerika memang tidak belanja besar terhadap surat utang Rusia, namun tetap saja itu akan berpengaruh. Harga surat utang akan turun dan bunga menjadi naik. Bakal lebih mahal untuk menjalankan negara bagi Rusia," ujarnya.

Sebelum menerbitkan sanksi, hubungan Amerika dan Rusia tengah memanas akibat penempatan 80 ribu tentara Rusia di perbatasan Ukraina dan Krimea. Kementerian Luar Negeri Amerika mengendusnya sebagai sinyal perang Rusia terhadap Ukraina yang tengah berhadapan dengan kelompok separatis pro-Kremlin.

Sebagai pendukung Ukraina, Amerika meminta Rusia untuk menarik pasukannya. Rusia membantah memiliki niatan untuk berperang, namun tidak mengingkari bahwa akan bertindak tegas jika terjadi sesuatu terhadap kelompok separatis di kawasan Donbass.

Baca juga: Rusia Tanggapi Santai Ajakan Ketemuan dari Joe Biden

ISTMAN MP | REUTERS | CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

28 menit lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

1 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

9 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

10 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

14 jam lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

14 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

21 jam lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

23 jam lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

2 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.