NATO Minta Rusia Tarik 80 Ribu Tentara di Perbatasan Ukraina dan Krimea

Rabu, 14 April 2021 16:40 WIB

Anggota unit pertahanan diri pro-Rusia berjalan setelah mengambil sumpah kepada pemerintah Krimea di Simferopol (10/3). Pasukan Rusia posisinya di semenanjung Krimea Ukraina pada Senin, mengambil alih sebuah rumah sakit militer dan pangkalan rudal. REUTERS/Vasily Fedosenko

TEMPO.CO, Jakarta - Klaim Rusia soal tidak memiliki niatan berperang dengan Ukraina diragukan. Berbagai pihak, termasuk NATO, menyakini Rusia sengaja mengkonsentrasikan puluhan ribu tentaranya di perbatasan Ukraina dan Krimea untuk memicu perang di sana. Dengan begitu, Rusia bisa mengambil alih wilayah yang diduki kelompok separatis pro Kremlin.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, meminta Rusia untuk segera menarik mundur pasukannya jika memang tidak memiliki niat untuk berperang. Menurutnya, penampatan puluhan ribu tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dan Krimea tidak beralasan dan jelas terlihat mereka pasukan yang siap bertempur.

"Rusia harus segera mengakhiri konsentrasi personil militer di sekitar Ukraina ini. Hentikan provokasi dan lakukan de-eskalasi. Penempatan tentara ini jelas mengkhawatirkan," ujar Stoltenberg, Rabu, 14 April 2021.

Diberitakan sebelumnya, sejak pekan lalu Rusia mengerahkan kurang lebih 80 ribu pasukannya ke perbatasan timur Ukraina serta Krimea. Masing-masing wilayah mendapat 40 ribu pasukan, lengkap dengan alutsista dan persenjataan.

Ukraina khawatir penempatan tersebut untuk mendukung kelompok separatis pro-Rusia yang berada di dua lokasi, Donetsk dan Luhansk. Sebab, meski gencatan senjata diteken Juli lalu, kelompok separatis masih kerap bertempur dengan penjaga-penjaga perbatasan Ukraina. Per Ahad kemarin, klaim Ukraina, 27 tentara mereka tewas dibunuh kelompok separatis.

Anggota unit pertahanan diri pro-Rusia berdiri dalam formasi saat mereka mengambil sumpah kepada pemerintah Krimea di Simferopol (10/3). Pasukan Rusia posisinya di semenanjung Krimea Ukraina pada Senin, mengambil alih sebuah rumah sakit militer dan pangkalan rudal. REUTERS/Vasily Fedosenko


Untuk mendapat kejelasan, Ukraina mengklaim telah meminta informasi ke Rusia. Namun, menurut keterangan Ukraina, Rusia enggan memberikan informasi yang substansial. Sementara itu, Rusia menyatakan mereka tidak ada niatan berperang dan penempatan pasukan di perbatasan lebih untuk keamanan atau latihan militer. Walau begitu, mereka mengancam tak akan tinggal diam jika terjadi sesuatu pada tentara separatis pro-Rusia di Ukraina.

Merespon kecaman dari NATO, Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov balik menuduh NATO dan Amerika lah yang berusaha mencari gara-gara dengan Rusia. Menurutnya, kedua pihak membuat Ukraina menjadi ancaman terhadap Rusia dengan meningkatkan suplai persenjataan ke sana.

"Dukungan pertahanan yang diberikan Amerika ke Kiev (Ukraina) menjadi ancaman besar kepada Rusia. Rusia akan melakukan apapun untuk merespon eskalasi di Donbass (Donetsk dan Luhansk)," uajr Ryabkov.

Sementara itu, menurut laporan Reuters, Rusia telah mengirimkan pesan ke NATO dan Amerika untuk tidak mengambil langkah apapun yang menimbulkan eskalasi. Hal itu mulai dari pengiriman kapal perang ke Laut Hitam (dekat Ukraina) ataupun memberikan sanksi ke Rusia.

Baca juga: Pakar: Tempatkan 80 Ribu Tentara di Ukraina dan Krimea, Rusia Sinyalkan Perang

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

7 jam lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

14 jam lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

16 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

17 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

18 jam lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

1 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

1 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

2 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

2 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya