Israel Disorot Terkait Insiden di Situs Nuklir Iran Natanz

Senin, 12 April 2021 18:40 WIB

Pemandangan fasilitas pengayaan uranium Natanz 250 km di selatan ibu kota Iran, Teheran, 30 Maret 2005. [REUTERS / Raheb Homavandi]

TEMPO.CO, Jakarta - Israel muncul sebagai terduga dalam insiden jaringan energi di fasilitas pengayaan uranium Iran, Natanz. Dikutip dari CNN, beberapa media lokal Israel menyampaikan Mossad lah dalangnya berdasarkan laporan intelijen yang bocor. Media-media Israel menyebut laporan intelijen itu berasal dari agensi barat.

Pemerintah Israel enggan memberikan keterangan soal insiden yang terjadi di Natanz. Walau begitu, PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali bahwa Iran adalah musuh mereka dan hal itu ia nyatakan di hari perayaan berdirinya negara Israel.

"Upaya melawan Iran beserta proxi dan persenjataannya adalah sebuah misi besar. Situasi yang terjadi pada hari ini belum tentu akan terjadi keesokan harinya," ujar Netanyahu, dikutip dari CNN, Senin, 12 April 2021.

Netanyahu dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin pada Senin ini. Kunjungan tingkat tinggi tersebut bakal menjadi yang pertama dari anggota kabinet Joe Biden menyusul pertemuan di Vienna terkait kelanjutan perjanjian nuklir Iran.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Insiden jaringan energi terjadi di fasilitas pengayaan uranium Natanz pada Ahad kemarin. Hal itu mengganggu operasional mesin sentrifugal atau pengaya nuklir di Natanz meski tidak menimbulkan kebocoran ataupun kontaminasi.

Kerusakan bangunan setelah kebakaran yang melanda fasilitas nuklir Iran, Natanz, di Isfahan, Iran, 2 Juli 2020.[Organisasi Energi Atom Iran/WANA/REUTERS]


Senin ini, sumber energi baru dipasang di Natanz untuk mengantisipasi insiden serupa terulang. Di saat bersamaan, investigasi atas insiden terkait berjalan. Namun, belum beres investigasi, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif sudah menuding Israel sebagai dalangnya.

Menurut Javad Zarif, Israel tidak Iran kembali lagi ke perjanjian nuklir dengan Amerika. Sebab, hal itu akan mengangkat sanksi ekonomi terhadap Iran yang memungkinkannya untuk kembali membangun kekuatan di Timur Tengah. Adapun Zarif memastikan komitmen Iran untuk kembali ke perjanjian nuklir tidak akan berhenti.

Pada Februari lalu, Duta Besar Israel di Amerika, Gilad Erdan, menyatakan tidak akan mendukung Presiden Amerika Joe Biden jika ia memutuskan balik ke perjanjian nuklir Iran. Menurut Erdan, Biden seharusnya bersikap sama dengan pendahulunya, Donald Trump. Dengan kata lain, tidak hanya memperkuat sanksi ke Iran, tetapi juga memberikan ancaman militer.

"Kami pikir jika Amerika kembali ke kesepakatan yang dulu mereka tinggalkan, daya tawar mereka pun juga akan kurang."

"Mempertahankan sanksi yang ada sekarang atau menambah sanksi baru, dikombinasikan dengan ancaman militer, akan lebih efektif untuk mendorong Iran melakukan negosiasi kesepakatan baru," ujar Erdan menegaskan pada Februari lalu.

Baca juga: Iran Lagi-lagi Tuduh Israel Atas Insiden di Situs Nuklir Natanz

ISTMAN MP | CNN



Berita terkait

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

8 jam lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

9 jam lalu

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

10 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

11 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

12 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

15 jam lalu

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

Israel mulai melancarkan serangan ke Rafah. Tank-tank merangsek menghancurkan bangunan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

16 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

19 jam lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

23 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 hari lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya