Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Wakil Presiden (Wapres) Indonesia Jusuf Kalla berbincang saat keduanya menghadiri konferensi kerjasama perdamaian dan keamanan di Kabul, Afganistan, 28 Februari 2018. Jusuf Kalla berkunjung ke Afganistan untuk menjadi pembicara tamu dan berbagi pengalaman dalam upaya perdamaian dalam konferensi Kabul Peace Process. REUTERS/Omar Sobhani
TEMPO.CO, - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan siap mundur demi tercapainya perdamaian dengan Taliban. Namun ia mensyaratkan harus dilakukan pemilihan umum untuk menentukan penggantinya.
"Saya sangat mendukung penyelenggaraan pemilu secepat mungkin. Kehormatan terbesar saya adalah menyerahkan wewenang kepada penerus terpilih," katanya dikutip Aljazeera, Rabu, 31 Maret 2021.
Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan puncak KTT Heart of Asia kesembilan di Tajikistan. KTT ini bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan di Afghanistan.
Sebelumnya Amerika Serikat mengajukan usulan agar Ghani mundur dan pemerintahannya diganti dengan pejabat sementara selama proses perdamaian dengan Taliban. Ghani menolak ide tersebut. Ia berkukuh mengatakan harus ada pemilihan umum sebelum dia mundur.
Kantor berita Reuters melaporkan pekan lalu bahwa Ghani mengusulkan pemilihan presiden Afghanistan dalam waktu enam bulan. Setelah penyelesaian politik dengan Taliban tercapai, Ghani meminta diikuti dengan dukungan dari majelis Afghanistan dan gencatan senjata dengan pemantauan internasional.