Taktik Baru Lawan Junta Militer, Warga Myanmar Buang Tumpukan Sampah ke Jalan

Selasa, 30 Maret 2021 19:00 WIB

Ban terbakar di jalan saat protes terhadap kudeta militer berlanjut, di Mandalay, Myanmar 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah menumpuk di jalan-jalan kota utama Myanmar pada Selasa setelah gerakan pembangkangan sipil Myanmar melancarkan aksi "mogok sampah" sebagai taktik lain untuk menentang kekuasaan junta militer.

Bersamaan dengan protes, kampanye pembangkangan sipil telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi. Dalam taktik baru, pengunjuk rasa berupaya meningkatkan protes nasional dengan meminta warga meninggalkan sampah di persimpangan di kota utama Yangon.

"Aksi mogok sampah ini adalah aksi menentang junta," tulis sebuah poster di media sosial, dikutip dari Reuters, 30 Maret 2021.

Semua orang bisa bergabung, bunyi seruan itu.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan sampah yang menumpuk di jalan-jalan utama Myanmar. Myanmar Now melaporkan penduduk di distrik Thaketa, Yangon, ambil bagian dalam mogok sampah pada Selasa pagi, dengan menumpahkan tumpukan sampah ke jalan.

Advertising
Advertising

Ribuan demonstran Myanmar kembali turun ke jalan di beberapa kota lain di seluruh negeri pada Selasa, menurut media dan foto di media sosial.

Sementara itu, pasukan keamanan menembak dan membunuh seorang pria di kota paling selatan Kawthaung ketika mereka membersihkan jalan, menurut portal berita Mizzima, dan satu orang tewas di kota utara Myitkyina, kata seorang kerabat korban berusia 23 tahun itu kepada Reuters.

Pada hari Senin, 14 warga sipil tewas, termasuk setidaknya delapan di lingkungan Dagon Selatan Yangon, kata kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

Pasukan keamanan di sana menembakkan senjata kaliber yang lebih berat dari biasanya ke arah pengunjuk rasa yang tiarap di belakang barikade kantong pasir, kata saksi mata. Tidak segera jelas senjata apa itu tapi diyakini sebagai sejenis peluncur granat.

Televisi pemerintah mengklaim pasukan keamanan hanya menggunakan "senjata anti huru hara" untuk membubarkan kerumunan yang mereka sebut teroris, yang menghancurkan trotoar dan satu orang terluka.

Baca juga: Jika Tidak Dicegah, Myanmar Dalam Ancaman Perang Saudara

Seorang warga South Dagon mengatakan pada Selasa pasukan keamanan tidak berhenti menembaki demonstran. "Terjadi penembakan sepanjang malam," kata warga yang enggan disebutkan namanya itu.

Warga menemukan mayat yang terbakar parah di pagi hari, kata saksi itu, menambahkan tidak diketahui apa yang terjadi pada orang tersebut dan militer mengambilnya.

Setidaknya 512 warga sipil telah tewas dalam hampir dua bulan sejak protes terhadap kudeta militer dimulai, di mana 141 dari mereka tewas pada Sabtu, hari paling berdarah dari kerusuhan di Myanmar, menurut kelompok advokasi AAPP.

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya