Min Aung Hlaing Gelar Makan Malam Mewah Saat Sipil Myanmar Ditembaki Aparat

Selasa, 30 Maret 2021 17:00 WIB

Pemimpin kudeta militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyapa Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Vasilyevich Fomin dan anggota delegasi selama resepsi Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw pada Sabtu, 27 Maret 2021.[Situs website Min Aung Hlaing]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menggelar pesta makan malam mewah pada Sabtu kemarin ketika pasukannya menembak mati 100 orang lebih selama protes menentang kudeta militer di Hari Angkatan Bersenjata Myanmar.

Militer Myanmar juga menyerang desa-desa di dekat perbatasan Thailand yang memaksa ribuan orang melarika diri ke Thailand.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan Jenderal Min Aung Hlaing berpakaian jas militer putih dan dasi kupu-kupu, lengkap dengan medali, karpet merah, sambil menyambut para hadirin dalam pesta makan malam untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata Myanmar 27 Maret, CNN melaporkan, 30 Maret 2021.

Situs web Min Aung Hlaing mengatakan jenderal senior dan istrinya menyambut Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Vasilyevich Fomin dan delegasi lain.

Rusia mengirim wakil menteri pertahanannya, Alexander Fomin, untuk menghadiri pawai di Naypyitaw. Ini adalah kunjungan pejabat tinggi pertahanan pertama Rusia sejak kudeta 1 Februari.

Advertising
Advertising

Dikutip dari Reuters, para diplomat mengatakan ada delapan negara: Rusia, Cina, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, dan Thailand, yang mengirim perwakilan untuk acara itu, tetapi Rusia adalah satu-satunya yang mengirim pejabat setingkat kementerian.

Para pendemo berlari menghindari serangan dari aparat selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Aparat dianggap tidak pandang bulu saat menertibkan para pendemo. REUTERS / Stringer

Hari Angkatan Bersenjata dirayakan setiap tahun untuk memperingati dimulainya perlawanan tentara terhadap pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Militer Myanmar, Tatmadaw, juga menggelar parade militer.

Sabtu kemarin juga merupakan hari bulan purnama Tabaung, akhir kalender lunar Myanmar dan waktu penting dalam agama Buddha yang seharusnya dirayakan dengan festival dan kunjungan ke pagoda.

Tetapi Tabaung diwarnai pertumpahan darah ketika tentara dan polisi Myanmar menembaki para demonstran, termasuk anak-anak, di 44 kota di seluruh Myanmar. Total korban tewas pada hari Sabtu bertambah dari 114 menjadi 141, menurut angka yang dilaporkan Reuters pada Selasa.

Hari itu menjadi hari paling berdarah sejak militer Myanmar mengkudeta pemerintahan sipil terpilih pada 1 Februari.

UNICEF mengatakan 35 anak telah dibunuh oleh pasukan junta sejak kudeta.

"Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, seorang gadis berusia 11 tahun, dua anak laki-laki berusia 13 tahun, seorang gadis berusia 13 tahun, tiga anak laki-laki berusia 16 tahun dan dua anak laki-laki berusia tujuh belas tahun, semuanya dilaporkan ditembak dan dibunuh. Seorang bayi perempuan berusia satu tahun terluka parah setelah terkena peluru karet di matanya. Ini adalah korban anak-anak terakhir pada hari paling berdarah di Myanmar sejak pengambilalihan militer," kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dikutip dari CNN.

Baca juga: Junta Militer Diduga Pakai Video Deepfake untuk Kriminalisasi Aung San Suu Kyi

Hingga kini junta Myanmar belum berkomentar tentang pembunuhan 27 Maret, tetapi sehari sebelumnya televisi pemerintah memperingatkan demonstran akan ditembak di kepala dan punggung jika tetap berunjuk rasa.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak para jenderal Myanmar untuk menghentikan pembunuhan dan penindasan demonstrasi.

Ribuan pengunjuk rasa muncul di beberapa kota lain di seluruh negeri pada Selasa, menurut media dan foto di media sosial.

Gerakan pembangkangan sipil yang menentang pemerintahan militer telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi Myanmar.

Setidaknya 510 warga sipil Myanmar telah tewas dalam protes menolak kudeta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing terhadap pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, menurut penghitungan oleh kelompok advokasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

CNN | REUTERS

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya