TEMPO.CO, - Militer Myanmar melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang sedang menghadiri pemakaman pada Ahad kemarin. Seorang saksi mata mengatakan para pelayat berlarian menghindari serangan itu.
Para pelayat ini sejatinya sedang menghadiri pemakaman untuk seorang mahasiswa berusia 20 tahun di Bago dekat ibu kota komersial Yangon. Tidak ada laporan tentang korban dalam peristiwa ini.
"Saat kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan baru saja datang dan menembak kami. Orang-orang, termasuk kami, lari saat mereka melepaskan tembakan," kata seorang wanita bernama Aye dikutip dari Reuters, Senin, 29 Maret 2021.
Di tempat lain, 12 orang tewas oleh militer. Lembaga Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik pada hari Minggu, menjadikan jumlah total warga sipil yang tewas sejak kudeta 1 Februari menjadi 459.
Sementara itu, ribuan penduduk desa di daerah perbatasan melarikan diri ke Thailand setelah serangan udara militer terhadap salah satu milisi etnis yang meningkatkan serangan sejak kudeta.
Setidaknya enam anak berusia antara 10 dan 16 tahun termasuk di antara mereka yang tewas pada hari Sabtu, menurut laporan berita dan saksi mata. Para pengunjuk rasa menyebut para korban sebagai "Bintang Jatuh".
Reuters tidak dapat menghubungi militer Myanmar di sana untuk dimintai komentar.
Baca juga: Militer Myanmar Dilaporkan Bakar Hidup-hidup Seorang Warga
Sumber: REUTERS