Militer Junta Menyerang Wilayah Perbatasan Myanmar dan Thailand
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 29 Maret 2021 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur tentara Angkatan Darat Myanmar pada Sabtu, 27 Maret 2021, melancarkan serangan udara ke sebuah desa dekat perbatasan Thailand, yang dikendalikan sebuah kelompok etnis bersenjata, Serikat Nasional Karen (KNU). Serangan udara itu buntut dari ketegangan yang sedang terjadi di negara yang dulu bernama Burma setelah terjadinya kudeta militer.
KNU adalah kelompok etnis bersenjata yang mengendalikan wilayah tenggara Myanmar. KNU menyebut jet-jet tempur pada Sabtu kemarin sekitar pukul 8 malam menyerang Day Pu No di distrik Papun, Myanmar. Serangan itu dilakukan oleh Brigade 5 dan membuat penduduk desa lari kocar-kacir menyelamatkan diri.
“Mereka memborbardir area ini. Penduduk desa di area itu melaporkan ada dua korban tewas dan dua orang luka-luka,” kata juru bicara LSM, Karen Peace Support Network.
Baca juga: 50 Demonstran Myanmar Tewas oleh Aparat Saat Perayaan Hari Angkatan Bersenjata
Jumlah kerusakan dan korban mungkin lebih banyak dari yang dilaporkan karena jaringan komunikasi di wilayah pinggir sana, sulit ditembus. Juru bicara militer Junta belum mau berkomentar mengenai hal ini.
Laporan adanya serangan udara ini menjadi serangan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir di kawasan itu. KNU telah menanda-tangani sebuah kesepakatan gencatan senjata pada 2015 dengan pemerintah Myanmar.
Myanmar diselimuti ketegangan dan terus meningkat setelah militer negara itu menggulingkan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Sebelumnya pada Sabtu pagi, 27 Maret 2021, KNU mengatakan pasukan Brigade 5 menyerbu sebuah pangkalan militer dan menewaskan 10 tentara termasuk satu tentara yang berpangkat letnan kolonel. Serangan itu terjadi saat militer Junta di Myanmar sedang merayakan hari ulang tahun Angkatan Bersenjata Myanmar, yang dirayakan dengan sebuah parade di Ibu Kota Naypyitaw.
KNU menyebut mereka telah menampung ratusan orang, yang melarikan diri dari wilayah tengah Myanmar menyusul naiknya kekerasan dalam beberapa pekan terakhir. Pada Sabtu, 27 Maret 2021, militer Junta membunuh puluhan warga Myanmar yang melakukan unjuk rasa melawan kudeta militer.
Sumber: ndtv.com