Rusia Dukung Militer Myanmar Ketika 91 Orang Tewas oleh Aparat Keamanan Junta

Sabtu, 27 Maret 2021 20:30 WIB

Tangkapan layar dari siaran televisi pemerintah Myanmar mulai 3 Februari 2021 menunjukkan Jenderal Min Aung Hlaing berbicara selama pertemuan. [MRTV / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika negara-negara Barat dan sebagian anggota ASEAN mengecam kekejaman junta, Rusia telah menyatakan dukungan untuk militer Myanmar, Tatmadaw, dengan mengirim menterinya untuk Hari Angkatan Bersenjata Myanmar pada Sabtu.

Rusia mengirim wakil menteri pertahanannya, Alexander Fomin, untuk menghadiri pawai di Naypyitaw, setelah bertemu dengan para pemimpin senior junta sehari sebelumnya. Ini adalah kunjungan pejabat tinggi pertahanan pertama Rusia sejak kudeta 1 Februari.

"Rusia adalah teman sejati," kata Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, dikutip dari Reuters, 27 Maret 2021.

Para diplomat mengatakan delapan negara: Rusia, China, India, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Laos, dan Thailand, hanya mengirim perwakilan untuk acara itu, tetapi Rusia adalah satu-satunya yang mengirim menteri.

"Federasi Rusia berpegang pada garis strategis untuk mengintensifkan hubungan antara kedua negara," kata Fomin pada pertemuan itu, The Moscow Times melaporkan.

Advertising
Advertising

Rusia menganggap Myanmar sebagai sekutu dan mitra strategis yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik yang lebih besar, kata Fomin.

Dukungan dari Rusia dan Cina, yang juga menahan diri dari kritik, penting bagi junta Myanmar karena kedua negara tersebut adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan dapat memblokir potensi tindakan keras PBB.

Ban terbakar di jalan saat protes terhadap kudeta militer berlanjut, di Mandalay, Myanmar 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

Hari Angkatan Bersenjata memperingati dimulainya perlawanan terhadap pendudukan Jepang pada tahun 1945 yang dipimpin oleh ayah Aung San Suu Kyi, yang merupakan pendiri militer Myanmar.

Suara tembakan terdengar di pusat kebudayaan AS di Yangon pada Sabtu, tetapi tidak ada yang terluka dan insiden itu sedang diselidiki, kata juru bicara Kedutaan Besar AS Aryani Manring.

Baca juga: Militer Myanmar Memburu Keluarga Anak yang Tewas Ditembak Personilnya

Para pengunjuk rasa turun ke jalan hampir setiap hari sejak kudeta yang menggagalkan transisi demokrasi Myanmar.

"Jika mereka terus menembaki pengunjuk rasa dan menindas orang, saya pikir semua kelompok etnis tidak akan hanya berdiam diri dan tanpa melakukan apa-apa," kata Jenderal Yawd Serk, ketua Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan/Tentara Negara Bagian Shan-Selatan, salah satu kelompok etnis bersenjata Myanmar, mengatakan kepada Reuters di Thailand.

Penulis dan sejarawan sekaligus cucu dari mantan Sekjen PBB U Thant, Thant Myint-U, menulis di Twitter: "Negara yang gagal di Myanmar berpotensi menarik semua kekuatan besar - termasuk AS, Cina, India, Rusia, dan Jepang - dengan cara yang dapat menyebabkan masalah serius krisis internasional (serta bencana yang lebih besar di Myanmar sendiri)."

Sehari sebelumnya, pada Jumat, televisi pemerintah memperingatkan bahwa demonstran bisa ditembak di kepala atau punggung jika terus berdemonstrasi. Demonstran mengindahkan ancaman itu dan tetap turun ke jalan-jalan kota Yangon, Mandalay, dan kota-kota di seluruh Myanmar.

Portal berita Myanmar Now melaporkan 91 orang telah tewas di seluruh negeri oleh aparat keamanan militer Myanmar.

REUTERS | THE MOSCOW TIMES

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

16 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

3 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya