300 Lebih Orang Meninggal di Myanmar Selama Kudeta Berlangsung

Sabtu, 27 Maret 2021 05:30 WIB

Seorang wanita menangis di dekat jenazah Lin Htet, yang tewas dalam protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 12 Maret 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban jiwa selama kudeta Myanmar terus bertambah. Dikutip dari kantor berita Reuters, Militer Myanmar telah membunuh lebih dari 300 orang selama kudeta berlangsung. Sebanyak 90 persen di antaranya tewas ditembak menurut data dari kelompok advokat dan media lokal.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan berlangsung tiap harinya. Kami mencatat 320 orang meninggal per 25 Maret 2021," ujar Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (AAPP)," Jumat, 26 Maret 2021.

AAPP melanjutkan, 25 persen dari total korban meninggal adalah mereka yang ditembak di kepala. Hal itu, menurut AAPP, mengindikasikan Militer Myanmar sejak awal tidak berniat untuk melumpuhkan warga, tetapi membunuhnya.

Lebih lanjut, secara gender, 90 persen dari total korban meninggal adalah pria. Sementara itu, secara umur, 36 persen dari total korban adalah mereka yang berusia 24 tahun ke bawah.

Korban jiwa termuda dalam kudeta Myanmar adalah anak Khin Myo Chit. Personil Militer Myanmar menembak anak berusia 7 tahun tersebut ketika berlindung di rumah bersama ayahnya. Korban tertua adalah Win Kyi (78) yang tewas dalam kerusuhan berdarah di Hlaing Thayar pertengahan Maret lalu.

"Semua petunjuk (selama kudeta Myanmar) mengarah kepada militer mengadopsi strategi tembak untuk membunuh demi menekan perlawanan warga," ujar Amnesty Internasional.

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

AAPP menambahkan, jumlah mereka yang ditahan oleh Militer Myanmar jauh lebih besar dibandingkan mereka yang dibunuh. Menurut data terakhir mereka, kurang lebih ada 3000 orang yang telah ditahan secara sewenang-wenang. Mereka terdiri atas aktivis, jurnalis, politisi, hingga pejabat seperti Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Militer Myanmar membantah dugaan mereka telah menggunakan kekerasan dengan sengaja. Dalam keterangan persnya, mereka menyatakan segala tindakan yang diambil personil di lapangan telah mengikuti standar internasional perihal keamanan negara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Militer Myanmar memulai kudetanya pada 1 Februari lalu. Kudeta tersebut dipicu oleh kekalahan partai afiliasi Militer Myanmar dari partai bentukan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, pada Pemilu tahun lalu.

Militer Myanmar menyebut Liga Nasional Untuk Demokrasi telah berlaku curang di pemilu. Namun, tidak ada yang merespon tuduhan tersebut karena Militer Myanmar tidak bisa menghadirkan bukti. Alhasil, Militer Myanmar mengambil tindakan sendiri dengan menggulingkan pemerintah yang mereka anggap tak sah.

Baca juga: Amerika Serikat dan Inggris Jatuhkan Sanksi ke Myanmar

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

9 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

14 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

15 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

20 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

22 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

22 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

25 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

25 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

26 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

27 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya