Inggris Jatuhkan Sanksi Terhadap Konglomerat Milik Militer Myanmar

Jumat, 26 Maret 2021 08:00 WIB

Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota di Yangon, Myanmar 1 Februari 2021. Panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengatakan militer akan menggelar pemilu baru segera setelah menyelesaikan implementasi status darurat. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris pada Kamis mengumumkan telah menjatuhkan sanksi pada kepentingan bisnis militer Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta 1 Februari, dalam sebuah langkah yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.

Kementerian luar negeri Inggris mengatakan akan menargetkan konglomerat milik militer Myanmar Economic Holdings Ltd, mengutip pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap Rohingya dan hubungannya dengan tokoh-tokoh militer senior.

"Sanksi hari ini menargetkan kepentingan keuangan militer untuk membantu menguras sumber keuangan untuk kampanye penindasan mereka terhadap warga sipil," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab, dikutip dari Reuters, 25 Maret 2021.

Myanmar Economic Holdings Ltd (MEHL) adalah konglomerat militer yang dimiliki oleh sebagian angkatan bersenjata, dan mantan perwira militer.

Warga mengangkut seorang demonstran yang ditembak pasukan keamanan saat unjuk rasa anti-kudeta militer di Thingangyun, Yangon, Myanmar 14 Maret 2021. REUTERS/Stringer

Advertising
Advertising

Berdasarkan ketentuan Global Human Rights Sanctions Regime, Inggris juga akan melarang dana yang disediakan untuk anak perusahaan yang "dimiliki atau dikendalikan" oleh MEHL, kata pernyataan rilis pers Kementerian Luar Negeri Inggris di situs web-nya.

Sanksi tersebut sebagai tanggapan atas bukti bahwa MEHL menyumbangkan dana untuk mendukung angkatan bersenjata negara, yang dikenal sebagai Tatmadaw, dalam kampanye mereka tentang pembersihan etnis terhadap Rohingya pada tahun 2017.

Baca juga: Militer Myanmar Diduga Tembak Anak 7 Tahun Hingga Tewas

Pada awal Maret, Inggris menetapkan Presidential Statement di Dewan Keamanan PBB yang mengutuk kekerasan oleh rezim terhadap pengunjuk rasa damai, dan menyerukan penghormatan terhadap transisi demokrasi Myanmar dan pembebasan semua yang ditahan secara sewenang-wenang.

Sanksi baru ini mengikuti sanksi bulan lalu terhadap sembilan orang dari militer Myanmar. Sanksi tersebut difokuskan pada mereka yang secara langsung bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh polisi dan militer selama kudeta di Myanmar, serta Dewan Administrasi Negara, yang dibentuk militer Myanmar setelah kudeta tersebut untuk menjalankan fungsi negara.

REUTERS | GOV.UK

Berita terkait

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

12 jam lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

4 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

5 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

5 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya