TEMPO.CO, - Seorang anak perempuan berusia 7 tahun tewas di rumahnya ketika pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan di kota Mandalay kemarin. Ia merupakan korban termuda sejauh ini dalam tindakan keras terhadap penolakan atas kudeta militer.
Mengutip Reuters, Rabu, 24 Maret 2021, staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan bahwa korban meninggal karena luka tembak di kotapraja Chan Mya Thazi.
Menurut media lokal Myanmar Now, militer menembak anak itu bersama dengan ayahnya. Anak itu tewas saat sedang duduk di pangkuan ayahnya.
Pihak militer belum berkomentar soal insiden ini.
Saat malam tiba, warga Yangon dan kota-kota lain di Myanmar menyalakan lilin sebagai bentuk simpati atas tindakan kekerasan yang dilakukan militer.
Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi Myanmar menuju demokrasi. Mereka juga dikutuk atas kekerasan yang mematikan terhadap demonstran antikudeta.
Militer Myanmar berdalih kudeta dilakukan karena pemilu 8 November 2020 yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi penuh kecurangan. Tuduhan ini telah dibantah oleh komisi pemilihan. Para pemimpin militer telah menjanjikan pemilihan baru tetapi belum menetapkan tanggal dan telah menyatakan keadaan darurat.
Baca juga: Tekan Junta Untuk Akhiri Kudeta, Ini Negara yang Hukum Militer Myanmar
Sumber: REUTERS