Tekan Amerika, Korea Utara Uji Rudal Balistiknya Dekat Jepang

Kamis, 25 Maret 2021 18:07 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara untuk meresmikan dimulainya konstruksi pada tahap pertama proyek pembangunan 50.000 apartemen baru, di Pyongyang, Korea Utara, 24 Maret 2021. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan internasional tidak menghentikan pengembangan senjata Korea Utara. Kantor berita Reuters melaporkan, Korea Utara baru saja meluncurkan dua rudal balistik terbaru ke wilayah perairan dekat Jepang pada Kamis kemarin. Jika uji rudal itu benar terjadi, maka memperbesar tekanan ke Amerika untuk meninjau kembali kebijakan luar negerinya perihal Korea Utara.

Munculnya kabar uji rudal itu sendiri berbarengan dengan dimulainya relay obor menuju Olimpiade Tokyo 2021. Hal itu mengindikasikan Korea Utara ingin menarik perhatian Jepang dan Amerika yang sempat membahas ancaman Korea Utara pekan lalu.

Analis isu nuklir dari Massachusetts Institute of Technology, Vipin Narang, berpendapat aksi Korea Utara tak kemudian mengindikasikan negosiasi denuklirisasi tamat. Hal itu, kata ia, adalah upaya Korea Utara untuk menunjukkan persenjataan dan daya tawar mereka meningkat dalam negosiasi denuklirisasi dengan Amerika.

"Semakin hari berlalu tanpa ada kesepakatan, maka makin besar ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," ujar Narang, Kamis, 25 Maret 2021.

Sebelum uji coba rudal pada Kamis ini, Korea Utara juga sempat menguji coba beberapa rudal mereka yang ditembakkan dari kapal. Namun, saat itu, administrasi Presiden Joe Biden menganggapnya bukan sebagai tindakan provokasi, tetapi "bisnis seperti biasa".

Rudal balistik yang bisa diluncurkan dari kapal selam (SLBM) dipamerkan dalam parade militer untuk memperingati Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021. KCNA via REUTERS


Pemerintah Amerika, hingga berita ini ditulis, belum memberikan pernyataan resmi soal uji rudal Korea Utara. Namun, salah seorang pejabat di administrasi Joe Biden menyatakan kajian akhir soal kebijakan Korea Utara tengah berlangsung. Isinya akan mencakup beberapa hal mulai dari isu HAM, denuklirisasi, dan sanksi.

Mantan agen intelijen Amerika untuk urusan Korea Utara, Markus Garlauskas, menyarankan administrasi Joe Biden sebaiknya segera bertindak soal Korea Utara. Ia berkata, jangan sampai ancaman Korea Utara diabaikan karena Kim Jong Un serius dengan pengembangan senjatanya, tak terkecuali nuklir.

"Meremehkan uji rudal Korea Utara tidak akan membantu diplomasi Amerika terhadap mereka. Itu hanya malah akan membuat Korea Utara makin berani bertindak untuk mengetas sejauh mana batas administrasi Joe Biden," ujar Garlauskas menegaskan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menyatakan Korea Utara tutup pintu untuk langkah diplomasi dari mereka. Belakangan, Pemerintah Korea Utara menyatakan Amerika jangan mencari masalah dengan mereka jika ingin berdamai.

Baca juga: Korea Utara Minta Amerika Jangan Cari Masalah Jika Ingin Berdamai

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

2 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

3 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

7 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

9 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

10 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya