Cina Klaim Hasil Pertemuan Dengan Amerika di Alaska Positif

Minggu, 21 Maret 2021 17:45 WIB

Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi. REUTERS/Ahim Rani

TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan dengan Amerika di Alaska ternyata menghasilkan sesuatu menurut Cina. Kantor berita milik Pemerintah Cina, Xinhua, melaporkan kedua negara akan membentuk satgas gabungan untuk isu perubahan iklim. Adapun satgas tersebut, klaim Cina, sebagai bukti kedua negara bisa bekerja sama untuk menangani isu-isu sensitif.

"Usai pertemuan, kedua sisi menyatakan siap berkomitmen untuk meningkatkan komunikasi dan kooperasi dalam hal penanganan perubahan iklim," sebagaimana dikutip dari Xinhua, Ahad, 21 Maret 2021.

Lebih lanjut, Pemerintah Cina menyatakan akan ada komunikasi dengan Amerika soal memfasilitasi aktivitas serta misi diplomat dan konsuler. Selain itu, juga bakal ada komunikasi terkait izin kerja jurnalis yang dikatakan Cina untuk kebaikan bersama.

Hingga berita ini ditulis, Pemerintah Amerika belum memberikan keterangan terkait laporan di Xinhua itu.

Hubungan Amerika dan Cina memang memburuk beberapa tahun terakhir, namun tensi tertinggi terjadi tahun lalu. Usai kedua negara meneken kesepakatan dagang, Amerika dan Cina berbenturan dalam berbagai isu mulai dari soal virus Corona (COVID-19), Laut Cina Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan masih banyak lagi.

Benturan itu berujung pada sejumlah aksi. Salah satunya, kedua negara saling mengusir jurnalis dari negara masing-masing. Hal itu bermula dari kecurigaan administrasi mantan Presiden Amerika Donald Trump terhadap kerja jurnalis-jurnalis Cina.

Usai pengusiran jurnalis masing-masing, ada juga penutupan kantor diplomatik masing-masing. Amerika mengawalinya dulu dengan menutup Konsulat Cina di Houston. Merespon hal itu, CIna menutup Konsulat Amerika di Chengdu.

Antony J. Blinken. Graeme Jennings/Pool via REUTERS/File Photo


Ketegangan bertahan hingga pergantian kepemimpinan dari Trump ke Joe Biden. Sejak awal, Joe Biden sudah memandang Cina sebagai ancaman berat, namun bersedia mencari titik temu untuk hubungan yang lebih baik. Perwujudan pandangan itu terlihat pada pertemuan dua hari di Alaska pada Kamis dan Jumat kemarin.

Pertemuan itu dibuka dengan Amerika langsung menuding CIna sebagai ancaman terhadap stabilitas global. Hal itu mengacu pada aktivitas ekspansif dan koersif, menurut Amerika, di Indo-Pasifik. Tidak terima, CIna membalasnya dengan memberikan pernyataan sepanjang 15 menit, melanggar batas durasi maksimum 2 menit.

Oleh sejumlah saksi, pertemuan keduanya disebut alot. Salah seorang pejabat senior Amerika mengklaim tidak ada keputusan konkrit dari pertemuan keduanya. Ternyata, Cina beranggapan berbeda dan berharap komunikasi dengan Amerika tetap berlanjut.

"Kedua sisi berharap komunikasi strategis tingkat tinggi antara mereka tetap berlanjut."

"Kedua sisi juga sepakat akan menjaga dialog dan komunikasi, membangun kerjasama yang saling menguntungkan, menghindari kesalahpahaman, dan menghindari pendekatan konfrontatif untuk hubungan Amerika-Cina yang stabil," ujar Pemerintah Cina di Xinhua.

Keterangan dari Cina berberda dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken usai pertemuan di Alaskan. Dengan nada lebih keras, ia menyatakan Amerika telah menyampaikan apapun yang perlu mereka sampaikan ke Cina terkait berbagai isu.

"Sejak awal kami ingin menyampaikan apa saja yang kami khawatirkan soal aksi Cina. Ini kekhawatiran yang juga dirasakan oleh sekutu-sekutu kami...Kami juga menegaskan kembali kebijakan, prioritas, dan cara pandang Amerika...Respon defensif yang kami dapat," ujar Antony Blinken, dikutip dari Channel News Asia

Baca juga: Diskusi Panas Amerika dan Cina di Alaska Usai, Apa Hasilnya?

ISTMAN MP | XINHUA | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

21 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

22 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

23 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

1 hari lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

1 hari lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya