Amerika Sebut Pertemuan Dengan Cina Terasa Berbeda Dibanding Dengan Negara Lain
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Sabtu, 20 Maret 2021 10:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Diskusi panas antara Amerika dan Cina di Alaska akhirnya usai. Walau berakhir tanpa keputusan konkrit, pihak Amerika mengaku sudah menyampaikan segala hal yang perlu disampaikan soal aksi Cina. Hal itu baik terkait isu demokrasi, wilayah kedaulatan, maupun militer. Adapun Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menyatakan pertemuan dengan Cina terasa berbeda dibanding pertemuan dengan Korea Selatan dan Jepang.
"Impresi yang saya dapat dari pertemuan dengan Jepang dan Korea Selatan sangat berbeda dibandingkan pertemuan dengan Cina," ujar Blinken di akhir pertemuan dengan Cina, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 20 Maret 2021.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pertemuan dua hari dengan Cina di Alaska adalah bagian dari tur Asia Kementerian Luar Negeri Amerika. Beberapa hari terakhir, Amerika menemui berbagai sekutunya di Asia untuk membahas kelanjutan kerjasama mereka plus ancaman di masa depan.
Dalam pertemuan dengan Jepang dan Korea Selatan, isu Cina tidak ketinggalan disebut, Di Jepang, kedua negara membahas soal aksi Cina di Kepulauan Senkaku yang merupakan salah satu cadangan migas terbesar Jepang. Cina mengklaim kepulauan tersebut sebagai miliknya di mana tidak bisa diterima baik oleh Jepang maupun Amerika.
Di Korea Selatan, Cina disinggung soal kedekatannya dengan Korea Utara. Cina dianggap Korsel dan Amerika sebagai salah satu jalur untuk menghentikan pengembangan nuklir oleh Korea Utara. Sebab, selama ini, jalur diplomasi langsung ke Korea Utara untuk denuklirisasi selalu gagal.
Segala isu yang dibahas dalam pertemuan dengan Jepang dan Korea Selatan dibawa Amerika ke pertemuan dengan Cina. Adapun Amerika membuka pertemuan dengan statement keras, menuding Cina sebagai ancaman stabilitas global.
Tidak terima, Cina membalasnya dengan sebuah statement sepanjang 15 menit yang balik menuding Amerika. Cina menganggap Amerika sebagai negara yang justru bermasalah dalam hal demokrasi mengingat masih banyaknya kasus rasisme dan HAM di sana. Oleh karenanya, Cina meminta Amerika untuk berhenti menyebarkan demokrasi versinya. Pernyataan tersebut yang membuat Blinken merasa pertemuan dengan Cina berbeda dibanding pertemuan dengan Jepang dan Korea Selatan.
"(Di sana) saya mendengar kepuasan bahwa Amerika telah kembali berhbungan dengan mereka. Saya juga mendengar sejumlah kekhawatiran soal aksi-aksi yang diambil pemerintah kalian (Cina)," ujar Blinken.
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian menyatakan Blinken telah memprovokasi Cina untuk membuat pernyataan panjang. Dan, menurutnya, hal itu pantas mengingat Amerika membuat tudingan yang ia anggap tak berdasar.
"Adalah Amerika duluan yang menyebabkan ketegangan tersebut. Jadi, sejak awal, kedua sisi sudah mengendus aroma mesiu dan drama. Kami malah awalnya tidak berniat memberikan pernyataan panjang," ujar Zhao Lijian.
Sebagai catatan, sebelum Amerika bertemu dengan Cina, Negeri Paman Sam itu memberikan sanksi baru terhadap 24 pejabat Cina serta Hong Kong. Hal itu berkaitan dengan perubahan sistem elektoral di Hong Kong oleh Parlemen Cina untuk memastikan pos pemerintah hanya diisi loyalisnya. Adapun langkah itu sempat dikabarkan mengancam kelanjutan acara pertemuan Amerika serta Cina di Alaska.
Baca juga: Diskusi Panas Amerika dan Cina di Alaska Usai, Apa Hasilnya?
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA