Disebut Amerika Pengancam Stabilitas Global, Ini Respon Cina

Jumat, 19 Maret 2021 12:09 WIB

Cina menghancurkan kuburan Uighur menurut citra satelit.[AFP/The Telegraph]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina tidak tinggal diam usai disebut Amerika sebagai pengancam stabilitas global. Dalam pertemuan bilateral yang mempertemukan Menlu Amerika dan Menlu Cina Wang Yi, Cina menyebut Amerika masih terjebak dalam pola pkir dan mentalitas Perang Dingin yang menyebabkan hubungan kedua negara tidak kunjung membaik.

Tidak berhenti di situ, Cina juga menyebut Amerika sebagai negara demokratis yang ironisnya kesulitan menwujudkan demokrasi. Sebab, kata Cina, masih banyak minoritas yang mengalami diskriminasi atau termarginalkan di Amerika.

"Dan kami secara tegas menolak intervensi Amerika terhadap urusan internal Cina. Kami telah menolak keras segala bentuk intervensi dan akan membalasnnya dengan aksi yang tegas. Apa yang perlu kita lakukan adalah meninggalkan mentalitas Perang Dingin," ujar Diplomat Partai Komunis Cina, Yang Jiechi, pada hari pertama pertmuan di Alaska, Kamis. 18 Maret 2021.

Yang Jiechi melanjutkan bahwa negara yang sejatinya melakukan tindakan koersif bukanlah Cina, melainkan Amerika. Menurutnya, Ameirka telah menggunakan hegemoni keuangan dan kekuatan militernya untuk menekan negara lain demi kepentingannya.

Hal tersebut, kata Yang, pada ujunganya membuat berbagai negara tidak memiliki pilihan selain bergabung ke pihak Amerika. Dan, Yang mengatakan, hal itu membuat berbagai negara mulai menyerang Cina demi menghindari konflik dengan Amerika.

Menurut laporan Channel News Asia, Amerika terkejut akan respon dari Yang Jiechi tersebut. Saking terkejutnya, Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken sampai meminta para wartawan di ruang pertemuan untuk bertahan dan mendengarkan balasan dari Amerika.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr., bertemu di Manila, Filipina 16 Januari 2021.[Francis Malasig / Pool via REUTERS]

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Jake Sullivan membalas pernyataan Yang dengan berkata bahwa apa yang dicari Amerika bukanlah konflik dari Cina. Konflik, menurutnya, hanya akan berujung pada ketidakstabilan global. Walau begitu, ia memastikan bahwa Amerika akan selalu melindungi sekutu-sekutunya dan mempertahankan prinsip-prinsip yang mereka wakili.

"Dan kami akan selalu menegakkan prinsip-prinsip kami untuk warga kami dan kawan-kawan kami," ujar Sullivan menegaskan.

Sejak awal, berbagai pihak memprediksi pertemuan antara Amerika dan Cina di Alsaka akan berlangsung alot. Hal itu mempertimbangkan banyaknya isu di mana kedua negara berbeda sikap dan pandangan. Salah satu yang terbaru adalah soal perubahan sistem elektoral di Hong Kong yang diubah Cina untuk memastikan pos pemerintah diisi loyalisnya.

Hal itu diperburuk dengan langkah Amerika memberikan sanksi ke Cina sehari sebelum pertemuan mereka digelar. Dikutip dari Channel Newsia, sebanyak 24 pejabat Cina dan Hong Kong dikenai sanksi karena mengesahkan perubahan sistem elektoral.

Adapun pertanda komunikasi berlangsung alot sudah terlihat ketika Cina membalas pernyataan Blinken. Cina melanggar protokol dengan menyampaikan balasan sepanjang 15 menit. Mengacu pada protokol yang berlaku, Cina hany boleh menyampaikan pidato pembuka dan balasan selama dua menit.

"Kami memprediksi komunikasi di antara keduanya akan cukup sulit," ujar pejabat senior Amerika yang enggan disebutkan namanya.

Adapun pertemuan antara Cina dan Amerika akan berlangsung dua hari hingga hari ini waktu setempat. Menurut pernyataan Pemerintah Amerika, pertemuan terkait akan membahas banyak hal mulai dari nasib Muslim Uighur di Xinjiang, serangan siber ke Amerika, perubahan sistem elektoral di Hong Kong, status kedaulatan Taiwan, serta konflik di Indo-Pasifik.

Baca juga: Sehari Sebelum Pertemuan Bilateral, Amerika Beri Sanksi ke Hong Kong dan Cina

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

1 hari lalu

Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 hari lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya