400 Desertir Asal Myanmar Kabur ke India untuk Berlindung dari Kudeta

Selasa, 16 Maret 2021 11:09 WIB

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua aparat Militer Myanmar bersedia untuk menembak warga yang menentang kudeta. Ratusan di antaranya menolak, memilih menjadi desertir dibanding harus membunuh warga sendiri. Menurut laporan Reuters, sebanyak 400 di antaranya telah kabur ke India, mencari perlindungan di sana baik dari kudeta ataupun ancaman hukuman karena menjadi desertir.

Jumlah desertir yang menyebrang ke India terus bertambah tiap harinya. Adapun aksi tersebut, kata personil Kepolisian India, sudah berlangsung sejak Februari lalu ketika Kudeta Myanmar dimulai untuk pertama kalinya.

"Pada hari Jumat kemarin saja ada 116 orang yang menyebarang ke India," ujar personil Kepolisian India di negara bagian Mizoram, yang enggan disebutkan namanya, Selasa, 16 Maret 2021.

Para desertir itu tidak semuanya polisi. Walaupun personil Kepolisian Myanmar memegang porsi terbesar, ada juga personil Militer dan Pemadam Kebakaran dalam ratusan desertir tersebut.

Adapun desertir itu, menurut sumber terkait, kebanyakan tidak membawa bekal ketika masuk ke India. Sebagian besar dari mereka hanya membawa pakaian-pakaian ganti. "Mereka masuk hanya dengan membawa pakaian ganti yang dibungkus kantong plastik," ujar personil Kepolisian India.



Sumber tersebut memprediksi arus desertir yang mengungsi akan semakin banyak. Hal itu mengacu pada situasi di Myanmar yang kian panas. Namun, kata ia, Pemerintah Federal India telah meminta kepolisian untuk menghentikan arus pengungsi masuk tersebut.

"Masalah yang kami hadapi, perbatasan India-Myanmar adalah wilayah pegunungan dan sulit untuk berpatroli di sana. Di sisi lain, ada kedekatan etnis dan budaya antara India dan Myanmar," ujarnya.

Per berita ini ditulis, jumlah korban meninggal selama kudeta Myanmar terus bertambah. Data terbaru, sudah ada 140 orang meninggal dan 2000 lebih yang ditahan oleh Militer Myanmar. Walau begitu, demonstran Myanmar belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan aksi pemberontakannya.

Militer Myanmar merasa tidak bersalah telah membunuh banyak warga. Mereka mengklaim sudah menahan diri ketika mencoba menertibkan para demonstran. Dan, menurut mereka, langkah keras itu diperlukan karena aktivitas demonstran sudah mengancam keamanan dan stabilitas Myanmar

Baca juga: Jika Tak Ada Perlu Mendesak, WNI di Myanmar Diminta Pulang

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

13 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

4 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya