Polisi dan Tentara Terancam Desersi karena Nilai Mata Uang Lebanon Terus Merosot

Rabu, 10 Maret 2021 15:00 WIB

Seorang pria menghitung uang kertas pound Lebanon di tempat penukaran mata uang di Beirut, Lebanon 4 Maret 2021. Gambar diambil 4 Maret 2021. [REUTERS / Mohamed Azakir]

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat desersi tentara dan polisi Lebanon berisiko naik karena meningkatnya ketidakpuasan jajaran pasukan keamanan atas jatuhnya nilai mata uang Lebanon, yang otomatis mengurangi sebagian besar nilai gaji mereka.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Joseph Aoun mengatakan bahwa peringatan tentang tekanan pada pendapatan dan moral tentara dapat menyebabkan "ledakan" telah diabaikan.

Nilai pound Lebanon telah jatuh 85 persen sejak akhir 2019 dalam krisis keuangan yang menimbulkan ancaman terbesar bagi stabilitas sejak perang saudara 1975-1990.

"Tentara akan kelaparan seperti orang-orang sipil," katanya pada hari Senin, mencaci-maki politisi tanpa menyebut nama, dilaporkan Reuters, 10 Maret 2021.

"Apakah mereka menginginkan tentara atau tidak? Apakah Anda ingin tentara tetap bertahan atau tidak?...Mereka tidak peduli," kata Jenderal Aoun.

Advertising
Advertising

Gaji pokok bulanan seorang tentara atau polisi Lebanon, yang biasanya berjumlah sekitar US$ 800 (sekitar Rp 11,5 juta), sekarang bernilai di bawah US$ 120 (sekitar Rp 1,7 juta). Pemotongan anggaran mendorong militer untuk memotong anggaran lauk daging dari makanannya tahun lalu.

Melihat krisis finansila di miiter Lebanon, Kedutaan Besar Prancis menyumbangkan paket makanan bulan lalu kepada tentara Lebanon.

Beberapa pejabat memperingatkan bahwa pasukan keamanan akan berjuang untuk menahan kerusuhan.

Seorang polisi Lebanon berjalan di Beirut, Lebanon 4 Maret 2021. Gambar diambil 4 Maret 2021. [REUTERS / Mohamed Azakir]

Lebih dari separuh penduduk sekarang miskin, dengan gaji yang dipangkas di seluruh sektor, harga melonjak dan tidak ada rencana penyelamatan negara yang terlihat.

Kejatuhan keuangan warga Lebanon bahkan terjadi sebelum mata uang mencapai rekor terendah minggu lalu setelah berbulan-bulan kelumpuhan politik.

Militer, komandannya, dan menteri dalam negeri membantah laporan media lokal baru-baru ini bahwa kesulitan ekonomi mendorong angkan personel yang desersi.

Namun, tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa meningkatnya tekanan pada prajurit berpangkat lebih rendah telah memicu kekhawatiran desersi.

Salah satu anggota pasukan keamanan, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan dia ingin berhenti dari kesatuannya setelah bertahun-tahun karena sulit untuk membayar sewa. Dia mengatakan dia mengenal tiga orang lainnya yang telah mengundurkan diri, yang bisa dihukum menurut undang-undang dan khawatir komandan akan menolak pengunduran diri mereka.

"Jika tidak ada yang berhasil mengundurkan diri, saya harus melarikan diri," katanya. "Tentu saja kami siap untuk melindungi, tetapi...dulu saya biasanya sering membelikan anak-anak saya apapun yang mereka minta. Sekarang saya hampir tidak mampu membeli bahan makanan."

Seorang sumber keamanan mengatakan desersi tentara masih dalam angka biasa sebelum krisis, meskipun ada rencana untuk meningkatkan bantuan untuk menghindari kenaikan desersi.

"Kami merasa tercekik tapi kami bertahan," katanya.

Sumber itu mengatakan rasa untuk memenuhi kewajiban nasional dan suramnya peluang pekerjaan jika keluar dari kesatuan, telah membantu menjaga godaan untuk desersi.

Krisis Lebanon telah menyebabkan kasus perampokan melonjak, dengan lebih banyak orang mencoba mencuri makanan, susu formula atau obat-obatan, kata sumber keamanan lain.

Ada juga peningkatan jumlah pria bersenjata yang menahan pengemudi di malam hari untuk mencuri mobil, katanya.

Seorang pria yang berjalan melewati lubang dengan penutup yang hilang di Beirut, Lebanon 4 Maret 2021. [REUTERS / Mohamed Azakir]

Pada tahun 2020, pembunuhan melonjak 91% dari 2019, menurut firma riset Information International, berdasarkan data polisi. Perampokan di Lebanon melonjak 57% dan pencurian mobil mencapai angka tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.

Seorang juru bicara polisi tidak menanggapi permintaan komentar.

Lembaga nirlaban untuk keselamatan jalan, YASA, mengatakan sekitar 10.000 penutup lubang got di jalan-jalan Beirut telah dicuri, karena pencuri bisa menjual besi cor masing-masing seharga US$ 100 (Sekitar 1,5 juta), atau lebih dari upah minimum bulanan Lebanon.

Baca juga: Mata Uang Lebanon Merosot Drastis, Warga yang Marah Blokir Jalan Seluruh Negeri

Kekhawatiran perampokan telah mendorong banyak orang untuk mengambil tindakan pencegahan seperti menghindari ATM di malam hari. Delapan orang, termasuk seorang desainer dan seorang insinyur, mengatakan semakin rawannya perampokan telah mendorong mereka untuk membeli pistol.

"Jika saya punya uang, saya akan membeli senjata berlisensi untuk tempat itu. Tidak ada keamanan hari ini. Negara sedang kacau," kata warga Lebanon pemilik toko bernama Khodr Osman.

Dengan negara di ujung tanduk, kerusuhan diperkirakan akan meningkat. Warga Lebanon telah membakar ban dan memblokir jalan utama selama seminggu sejak mata uang Pound Lebanon mencapai titik terendah baru.

Sehari setelah presiden meminta pasukan keamanan untuk membuka jalan, pengunjuk rasa masih memblokir jalan raya menuju Beirut pada hari Selasa, karena marah dengan jatuhnya mata uang Lebanon.

REUTERS

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

5 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

6 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

6 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

10 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

13 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

17 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

24 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

26 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

27 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya