Demonstran Anti Kudeta Myanmar Ingin Balas Kematian Ma Kyal Sin oleh Junta

Jumat, 5 Maret 2021 11:30 WIB

Pemakaman demonstran bernama Angel atau dikenal Kyal Sin, yang tewas usai ditembak militer Myanmar saat aksi anti kudeta di Mandalay, Myanmar, 4 Maret 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Myanmar berkumpul di Mandalay Kamis kemarin untuk menghadiri pemakaman Ma Kyal Sin, remaja 19 tahun yang menjadi ikon perlawanan terhadap junta militer. Ia tewas tertembak pada hari Rabu lalu ketika mengikuti unjuk rasa di kotanya.

Kyal Sin menjadi viral ketika foto ia mengikuti unjuk rasa Rabu lalu tersebar di media sosial. Pada foto sebelum ia tewas tersebut, Kyal Sin mengenakan kaos yang bertuliskan "Semua Akan Baik-baik Saja" di mana menggambarkan optimisme Gerakan Pemberontakan Sipil untuk mengembalikan Myanmar seperti semula.

Dikutip dari Channel News Asia, para peziarah didominasi oleh remaja-remaja seusianya. Mereka datang ke pemakaman Kyal Sin untuk mendoakannya, menyanyikan nyanyian protes terhadap Militer Myanmar, dan mengangkat salut tiga jari yang menjadi simbol pemberontakan Myanmar.

Suasana pemakaman demonstran bernama Angel atau dikenal Kyal Sin, yang tewas usai ditembak militer Myanmar saat aksi anti kudeta di Mandalay, Myanmar, 4 Maret 2021. REUTERS/Stringer


"Kami sangat marah terhadap tindakan Militer Myanmar yang tidak menausiawi. Di sisi lain, kami juga sedih karena kehilangannya (Kyal Sin)," ujar Sai Tun, salah satu warga yang datang ke pemakaman Kyal Sin.

"Kami akan terus berjuang untuk mengakhiri kediktatoran di Myanmar. Kita akan bangkit dan menang," ujarnya Sai Tun menambahkan.

Orang-orang terdekat Kyal Sin, yang juga biasa dipanggil Angel, mengatakan ia sudah sadar resikonya ketika mengikuti unjuk rasa menentang kudeta. Bahkan, Kyal Sin sudah meninggalkan surat wasiat, meminta keluarganya mendonasikan organ tubuhnya yang masih berfungsi ke orang yang membutuhkan jika ia tewas.



Kyal Sin adalah adalah satu dari puluhan orang yang tewas dibunuh Militer Myanmar. Kantor HAM PBB, pada hari Kamis kemarin, mengungkapkan bahwa Militer Myanmar sudah membunuh 54 orang dan menangkap lebih dari 1700 orang sepanjang kudeta berlangsung.

Berbagai negara mengecam apa yang dilakukan Militer Myanmar. Amerika, misalnya, sampai memperkuat sanksi ke Myanmar dengan memblokir aktivitas dagang yang melibatkan Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan dua konglomerasi Militer Myanmar.

Baca juga: Demonstran Ma Kyal Sin Tewas, Unjuk Rasa di Myanmar Makin Panas

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 menit lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

31 menit lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

2 hari lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

4 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya