Aktivis Myanmar Pastikan Unjuk Rasa Menentang Kudeta Tetap Berlanjut

Kamis, 4 Maret 2021 14:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan PBB bahwa 50 orang telah meninggal sepanjang kudeta Myanmar tak mengecilkan niat para aktivis lokal. Dikutip dari Channel News Asia, aktivis pro-demokrasi Myanmar menyatakan demonstrasi menentang kudeta akan tetap berjalan.

"Kami tahu bahwa selalu ada kemungkinan kami tertembak atau terbunuh oleh timah panas, namun itu tidak ada apa-apanya dibanding hidup di bawah pemerintahan junta. Kami memilih jalan berbahaya ini untuk kabur (dari junta)," ujar aktivis Maung Saungkha, Kamis, 4 Maret 2021.

Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa menentang kudeta Myanmar sudah berlangsung hampir sebulan lebih. Semakin hari, unjuk rasa tersebut semakin berbahaya dengan personil militer mulai dilibatkan dan diizinkan menggunakan senjata api. Imbasnya, banyak warga ditangkap atau dibunuh oleh Militer Myanmar.

Kemarin, utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengungkapkan 38 orang tewas dalam unjuk rasa terbaru. Beberapa di antaranya masih muda, berusia 18-19 tahun. Ditambah dengan jumlah korban yang sudah ada, maka total sudah ada 50 orang meninggal selama kudeta Myanmar berlangsung.

Angka aktivis yang ditangkap Militer Myanmar tak kalah besar. Menurut data Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, Militer Myanmar sudah menangkap 500 orang lebih. Salah satu orang yang mereka tangkap adalah Penasehat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]


Makin kejamnya aksi Militer Myanmar, menurut Saungkha, justru menjadi motivator baginya. Hal itu, menurutnya, menandakan perjuangan aktivis masih jauh dari usai.

"Kami akan melawan junta dengan cara apapun. Tujuan utama kami adalah menghapuskan junta Militer Myanmar hingga ke akar-akarnya," ujar Saungkha. Saungkha menambahkan, Komite Nasional Gerakan Pemberontakan Sipil Myanmar merencanakan kudeta baru Kamis ini.

Militer Myanmar belum memberikan komentar atas pembunuhan yang terjadi serta unjuk rasa yang akan berlangsung. Namun, beberapa pekan lalu, Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing sudah mewanti-wanti akan ada banyak korban jatuh jika perlawanan terus berlanjut.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, mengaku sudah berbicara dengan perwakilan junta. Kepadanya, Burgener memperingatkan perlawanan akan makin keras, bakal ada sanksi lebih berat, bahkan upaya mengisolasi Myanmar. Namun, kata ia, Militer Myanmar bergeming.

"Mereka menyatakan sudah terbiasa dengan sanksi dan selalu bisa bertahan. Ketika saya memperingatkan soal kemungkinan Myanmar diisolir dari komunitas internasional, mereka menjawab lebih baik bertahan dengan sedikit teman," ujar Burgener menjelaskan respon Militer Myanmar.

Baca juga: PBB: 50 Orang Tewas Sejak Kudeta Myanmar Dimulai

ISTMAN MP| CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

6 menit lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

7 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

4 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

5 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya