Pekerja memasang pagar besi di sekeliling gedung Capitol pasca kerusuhan, di Washington, AS, 7 Januari 2021. Penjagaan ketat diberlakukan di kawasan gedung Capitol pasca kerusuhan oleh pendukung Donald Trump untuk menghalangi sertifikasi kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS. REUTERS/Jonathan Ernst
TEMPO.CO, Jakarta - Gedung US Capitol kembali terancam. Kepolisian US Capitol mengaku telah menerima laporan intelijen yang menyatakan sebuah kelompok milisi akan membajak gedung terkait Kamis ini.
"Kamis sadar dan telah mempersiapkan diri untuk merespon segala potensi ancaman terhadap kompleks US Capitol ataupun anggota Kongres Amerika di dalamnya," ujar Kepolisian US Capitol dalam keterangan persnya, Rabu waktu Amerika, 3 Maret 2021.
Merespon laporan intelijen itu, kepolisian mengaku telah meningkatkan penjagaan di sekitar gedung US Capitol. Hal itu mulai dari memperkuat struktur pagar pembatas hingga menambah personil yang berjaga. Mereka tidak ingin event kerusuhan US Capitol pada Januari lalu terulang.
Menurut laporan Al Jazeera, laporan intelijen terkait sudah sampai ke tengan anggota Parlemen serta Senat Amerika. Adapun keduanya mengambil respon yang berbeda atas potensi ancaman yang ada.
Parlemen Amerika memutuskan untuk menunda dulu kegiatannya Kamis ini hingga waktu yang belum ditentukan. Sementara itu, Senat Amerika memilih untuk tetap melanjutkan agenda kegiatannya terlepas ancaman yang ada.
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Jika upaya pembajakan itu benar terjadi, hal itu sejalan dengan teori konspirasi yang disebar kelompok QAnon beberapa hari terakhir. Kelompok ekstrim kanan itu mempercayai teori imajinatif bahwa mantan Presiden Donald Trump telah dipilih untuk memerangi kelompok liberal yang sejatinya adalah iblis atau alien.
Teori itu menyatakan 4 Maret adalah inagurasi Presiden Amerika sesungguhnya yang dalam keyakinan QAnon adalah Donald Trump. Donald Trump, belum lama ini, mensinyalkan niatnya kembali nyapres, namun untuk 2024.
Gedung US Capitol menjadi sorotan sepanjang Januari-Februari lalu karena insiden kerusuhan pada 6 Januari 2021. Donald Trump memprovokasi pendukungnya untuk "menyerang" US Capitol dan menghentikan pengesahan hasil Pilpres Amerika yang memenangkan Joe Biden. Dalam kerusuhan tersebut, 6 orang tewas.
Di bulan Februari, Donald Trump disidangkan atas perkara itu. Parlemen Amerika berniat memakzulkannya atas tuduhan mengancam keselamatan konstitusi Amerika. Namun, Donald Trump gagal dimakzulkan karena kurangnya dukungan saat voting di Senat Amerika.
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta
1 hari lalu
5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta
Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
4 hari lalu
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR
Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.