Joe Biden Telepon Raja Salman Sebelum Rilis Laporan Pembunuhan Jamal Khashoggi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 26 Februari 2021 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis menelepon Raja Salman menjelang rilis laporan intelijen AS yang sensitif, yang menghubungkan keterlibatan Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2018.
Laporan tersebut adalah versi yang tidak diklasifikasikan dari penilaian sangat rahasia, yang menurut sumber-sumber, mengklaim Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi di konsulat Kerajaan Saudi di Istanbul.
Arab Saudi menyangkal bahwa putra mahkota berusia 35 tahun, penguasa de facto kerajaan, menyetujui pembunuhan itu.
Dilaporkan Reuters, 26 Februari 2021, Joe Biden dan Raja Salman membahas keamanan regional dan masalah lainnya. Presiden baru AS mengatakan kepada Raja Salman bahwa dia akan bekerja untuk membuat hubungan bilateral sekuat dan setransparan mungkin, kata Gedung Putih.
"Kedua pemimpin menegaskan sifat historis dari hubungan tersebut," kata Gedung Putih.
Gedung Putih tidak menyebutkan laporan Khashoggi.
Joe Biden kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon mereka, yang pertama sejak dia menjabat bulan lalu, berlangsung baik.
Pernyataan kantor berita Saudi juga membunyikan catatan positif. Raja Salman memberi selamat kembali kepada Joe Biden yang terpilih sebagai presiden AS. Raja Salman juga menekankan kedekatan hubungan bilateral dan pentingnya memperkuat kemitraan.
Pernyataan itu, yang juga tidak menyebutkan laporan Khashoggi, mengatakan kedua pemimpin meninjau kegiatan regional Iran yang mendestabilisasi, komitmen AS untuk membela Arab Saudi dari ancaman semacam itu, dan jaminan dari Biden untuk tidak mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir.
Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan rilis laporan kasus Khashoggi sedang menunggu panggilan tersebut. Rilis juga ditunda karena putra mahkota menjalani operasi pengangkatan usus buntu awal pekan ini, kata orang itu.
Khashoggi, yang menulis kolom Washington Post yang mengkritik kebijakan putra mahkota, adalah seorang penduduk AS.
Rilis laporan pembunuhan Jamal Khashoggi yang tidak diklasifikasikan tentang kematiannya adalah bagian dari kalibrasi ulang hubungan AS-Arab Saudi di bawah pemerintahan Joe Biden, sebagian atas pembunuhan Khashoggi.
Tetapi Biden mengatakan dia ingin mempertahankan hubungan yang kuat dengan salah satu sekutu Arab terdekat Amerika Serikat.
"Pemerintahan kami saat ini fokus untuk mengkalibrasi ulang hubungan tersebut," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada briefing sebelumnya. "Dan tentu saja ada area di mana kami akan mengungkapkan keprihatinan dan membiarkan opsi akuntabilitas terbuka."
"Ada juga area di mana kami akan terus bekerja dengan Arab Saudi mengingat ancaman yang mereka hadapi di kawasan itu," kata Psaki mengacu pada saingan utama Arab Saudi dan musuh AS, Iran.
Baca juga: Tim Pembunuh Jamal Khashoggi Terbang Pakai Pesawat Milik Mohammed bin Salman
Jamal Khashoggi dibujuk ke gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 dan dibunuh oleh tim operasi Arab Saudi yang terkait dengan putra mahkota. Mereka memutilasi tubuhnya dan sampai saat ini belum ditemukan.
Arab Saudi menyebut kematian Khashoggi sebagai operasi ekstradisi yang berakhir kacau, tetapi membantah bahwa putra mahkota terlibat.
CNN sebelumnya melaporkan 15 anggota tim pembunuh yang dikirim dari Arab Saudi, diterbangkan dengan dua jet pesawat yang dimiliki oleh Mohammed bin Salman. Dua pesawat itu dioperasikan Sky Prime Aviation, yang kepemilikannya dialihkan ke Dana Investasi Publik Saudi pimpinan MBS. Perusahaan itu adalah salah satu dari sekian aset yang disita dalam tindakan bersih-bersih MBS terhadap sekitar 200 bangsawan, pejabat, dan eksekutif, yang menurutnya untuk kampanye anti-korupsi. Pemerintah Saudi menyita aset sekitar US$ 100 miliar (Rp 1.407 triliun) dari kampanye bersih-bersih tersebut.
Menurut laporan PBB, setelah Jamal Khashoggi terbunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, para pembunuh dengan cepat melarikan diri dan menuju pesawat. Satu pesawat jet dengan nomor ekor HZ-SK1 baru saja mendarat malam itu. Satu jam lima belas menit setelah mendarat, pesawat itu kembali mengudara bersama enam anggota tim Saudi.
Empat setengah jam kemudian, pesawat kedua dengan nomor ekor HZ-SK2, lepas landas dari Bandara Ataturk dengan tujuh orang lagi di dalamnya, kata laporan PBB.
Jet pertama terbang melalui Kairo, yang kedua melalui Dubai dalam perjalanan kembali ke Riyadh. Dua anggota terakhir dari tim pembunuh Jamal Khashoggi terbang dengan pesawat komersial dari Istanbul ke Riyadh, Arab Saudi.
Lima orang dihukum karena pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman mati dalam persidangan tahun 2019, tetapi hukuman mereka diubah menjadi 20 tahun penjara setelah keluarga Khashoggi memaafkan mereka. Sementara tiga pembunuh Jamal Khashoggi lainnya menerima hukuman total 24 tahun.
REUTERS | CNN