Zarif Desak Amerika Cabut Sanksi Dulu Sebelum Kembali ke Perjanjian Nuklir Iran

Senin, 22 Februari 2021 06:00 WIB

Mohammad Javad Zarif melepaskan jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Iran, Senin, 25 Februari 2019. Sumber: Tehran Times

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Ahad mengatakan Amerika Serikat harus mencabut sanksi terlebih dahulu sebelum bicara untuk kembali ke Perjanjian Nuklir Iran 2015.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan Iran untuk kembali ke perjanjian itu, yang bertujuan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir sambil mencabut sebagian besar sanksi internasional.

Mantan Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. Iran kemudian secara bertahap mulai melanggar ketentuan perjanjian.

Tetapi saat ini Iran dan Amerika Serikat masih berselisih tentang siapa yang harus mengambil langkah pertama untuk menghidupkan kembali perjanjian itu. Iran bersikeras Amerika Serikat harus mencabut sanksi AS terlebih dahulu, sementara AS mengatakan Iran harus kembali ke komitmennya dalam perjanjian.

"AS tidak akan dapat bergabung kembali dengan pakta nuklir sebelum mencabut sanksi.... Setelah semua orang melaksanakan kewajiban mereka, akan ada pembicaraan," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kepada Press TV Bahasa Inggris Iran, dikutip dari Reuters, 21 Februari 2021.

Advertising
Advertising

"Biden mengklaim bahwa kebijakan tekanan maksimum Trump adalah kegagalan maksimum...tetapi mereka tidak mengubah kebijakan itu (terhadap Iran). Amerika Serikat kecanduan tekanan, sanksi, dan penindasan...Itu tidak berhasil dengan Iran."

Iran sangat terpukul oleh sanksi, serta dampak ekonomi dari pandemi virus corona.

Bukan hanya dari tekanan luar negeri. Perjanjian nuklir Iran juga terancam oleh parlemen Iran, yang didominasi garis keras, yang mengeluarkan undang-undang tahun lalu.

Undang-undang itu mewajibkan pemerintah untuk mengakhiri implementasi Protokol Tambahan mulai 23 Februari, jika sanksi tidak dicabut.

Di bawah kesepakatan perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikenal JCPOA, Iran menerapkan Protokol Tambahan, yang memberikan pengawas nuklir kekuatan untuk melakukan inspeksi mendadak di lokasi yang tidak diumumkan.

"Seperti dalam demokrasi mana pun, kami harus menerapkan undang-undang yang disahkan oleh parlemen...Langkah (untuk mengakhiri implementasi Protokol Tambahan) tidak mengabaikan kesepakatan," kata Zarif.

"Begitu mereka kembali ke kepatuhan penuh, kami akan kembali ke kepatuhan penuh."

Pihak Amerika Serikat dan Eropa dalam kesepakatan itu telah memperingatkan Iran agar tidak menghalangi inspeksi cepat Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Baca juga: Menteri Energi Israel Klaim Iran Bisa Buat Satu Senjata Nuklir dalam 6 Bulan

Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional yang berada di Teheran untuk membahas "kegiatan verifikasi penting" badan itu, pada Ahad bertemu dengan kepala atom Iran, media pemerintah melaporkan.

Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Iran, mengatakan pada hari Sabtu bahwa keprihatinan badan tersebut atas Iran yang mengakhiri implementasi Protokol Tambahan akan dibahas selama pertemuannya dengan Grossi.

"Kami akan berbicara dengan Tuan Grossi tentang menghormati hukum negara kami ...tetapi pada saat yang sama tidak menciptakan kebuntuan baginya untuk terus melaksanakan kewajiban untuk menunjukkan bahwa program nuklir Iran damai," kata Zarif, menegaskan kembali klaim bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai.

REUTERS

Berita terkait

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 jam lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

1 hari lalu

Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

2 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

2 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

3 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

3 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Picu Penurunan Harga Emas

3 hari lalu

Konflik Iran-Israel Picu Penurunan Harga Emas

Konflik Iran dan Israel di Timur Tengah berpengaruh pada harga emas.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

3 hari lalu

Konflik Iran-Israel dan Putusan MK Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Konflik Iran-Israel dan putusan Mahkamah Konstitusi berpengaruh pada nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Pembatasan Pertalite dan LPG 3 Kilogram, Politikus PKS Setuju

3 hari lalu

Wacana Pembatasan Pertalite dan LPG 3 Kilogram, Politikus PKS Setuju

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat dari fraksi PKS menyatakan setuju dengan pembatasan Pertalite dan LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

3 hari lalu

Persenjataan Komplet Militer Iran, Punya Rudal Balistik hingga Drone Tempur

Iran belum memperlihat semua senjata tempur udaranya ketika membalas serangan Israel. Apa saja alat tempur canggih Iran?

Baca Selengkapnya