Kisah Rumah Duka Kewalahan Hadapi Lonjakan Kematian Pasien Covid-19

Minggu, 21 Februari 2021 07:00 WIB

Seorang pasien virus Corona beristirahat di ruang ICU University of Washington Medical Center, Seattle, AS, 24 April 2020. Amerika Serikat hingga kini masih menjadi negara dengan kasus virus Corona terbanyak di dunia dengan jumlah kasus mencapai 988.469 kasus. REUTERS/David Ryder

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan rumah duka Houston, yang dikelola oleh Chuck Pryor biasanya sepi setiap Minggu. Namun pada pekan ketiga Februari 2021, rumah duka itu masih saja sibuk persis seperti setahun sebelumnya, dimana telepon sering berdering. Telepon-telepon yang masuk itu mengabarkan pada Pryor bahwa ada lagi pasien Covid-19 yang meninggal.

Angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat hampir menyentung angka setengah juta.

“Ini secara mental melelahkan,” kata Pryor, 59 tahun, yang menjalankan sebuah bisnis layanan rumah duka kecil-kecilan bersama istrinya Almika.

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika Serikat mewakili beberapa dari 200 ribu nyawa yang telah hilang di negara itu dalam pandemi penyakit virus corona 2019 (Covid-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts/aww/cfo (REUTERS/JOSHUA ROBERTS)

Baca juga: Infeksi Virus Covid-19 Jenis Baru, Amerika Sudah Kumpulkan Hampir 1.000 Kasus

Advertising
Advertising

Bunyi sirine ambulan membawa pasien – pasien Covid-19 yang meninggal telah membuat banyak pengelola rumah duka di Amerika Serikat kewalahan. Dutch Nie, juru bicara National Funeral Directors Association mengatakan beberapa keluarga yang mengelola bisnis rumah duka menangani penumpukan jumlah pasien Covid-19 yang harus segera dikebumikan.

Ada rumah duka yang bahkan menangani jumlah yang sangat banyak orang-orang yang harus dimakamkan selama berbulan-bulan. Kenaikan jumlah orang yang meninggal ini di atas jumlah normal yang biasa mereka kerjakan.

“Sebagian besar pemilik rumah duka menyadari ini karir 24 jam dan 365 hari. Namun, Anda tidak terbiasa bekerja dengan jam-jam seperti itu,” kata Nie.

Pandemi Covid-19 telah membuat pengelola rumah duka seperti Pryor harus mengubah cara kerja. Rumah sakit – rumah sakit yang kewalahan dengan jenazah pasien Covid-19, ingin agar jenazah tersebut segera dikeluarkan dari rumah sakit secepatnya.

Kondisi ini masih belum bisa diimbangi karena sulitnya mencari staf yang terlatih, peti mati dan APD. Belum lagi dering telepon dari anggota keluarga pasien yang berduka dan kesulitan.

Sampai pekan ketiga Februari 2021, serangan wabah virus corona masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Pasien meninggal akibat Covid-19 masih menggunung pada musim panas dan musim gugur membuat pekerja di rumah duka kelelahan, sakit hingga ada pula yang minta berhenti kerja.

“Mereka yang memutuskan berhenti kerja karena secara mental mereka kesulitan mengatasinya. Saya hanya berdoa pada Allah, tolong beri saya kekuatan karena sejujurnya saya ingin angkat kaki saat ini. Saya pun mengkhawatirkan diri saya yang rapuh. Jadi, saya meminta pertolongan pada Tuhan,” kata Pryor.

Dia menceritakan beberapa kisah yang dia dengar atas tugas yang dia lakukan telah menghantuinya. Salah satunya, seorang ibu muda usia 30 tahun-an meninggal karena komplikasi Covid-19. Lantaran kondisinya yang terus memburuk, tim dokter melakukan operasi C-section untuk menyelamatkan bayi kembar yang dikandungnya.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

16 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

17 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

17 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

21 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

22 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

23 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya