Turki Kategorikan Provinsi untuk Pelonggaran Pembatasan Sosial COVID-19

Kamis, 18 Februari 2021 19:00 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota Partai AK yang berkuasa selama pertemuan di parlemen di Ankara, Turki, 23 Desember 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Turki akan mulai melonggarkan pembatasan sosialnya terhadap COVID-19 mulai Maret ini. Presiden Recep Tayyip Erdogan berkata, pelonggaran akan dilakukan secara bertahap, dari satu provinsi ke provinsi lainnya. Adapun acuannya adalah angka penularan COVID-19 di masing-masing wilayah.

"Kami akan mengkategorikan provinsi-provinsi kami berdasarkan tiga kategori yaitu Rendah, Menengah, dan Tinggi berdasarkan angka penularan dan vaksinasi di sana. Maret ini, pelonggaran secara bertahap akan mulai dilakukan berdasarkan acuan itu," ujar Erdogan, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 18 Februari 2021.

Saat ini, Turki masih menjalankan sejumlah pembatasan sosial untuk menekan pandemi COVID-19 di sana. Selain jam malam, mereka menerapkan lockdown COVID-19 tiap akhir pekan. Hal itu sudah diberlakukan sejak Desember tahun lalu.

Jika pelonggaran berjalan lancar, Erdogan ingin membuka kembali akses ke sekolah, kafe, dan restoran. Hal tersebut untuk memastikan roda ekonomi di Turki kembali bergerak seperti sedia kala. Namun, ia memastikan protokol kesehatan akan tetap dijalankan.

Erdogan berkata, dirinya yakin Maret akan menjadi momen yang tepat untuk pelonggaran karena vaksinasi berjalan lancar sejauh ini. Selain itu, road map untuk pelonggaran pun sudah dibuat yang membuatnya optimistis pelonggaran tidak akan berujung pada peningkatan jumlah kasus.

"Kami berada di dalam posisi mampu menghentikan gangguan ini menjadi sebuah ancaman dengan sedikit bersabar dan sedikit berkorban," ujarnya. Erdogan menambahkan evaluasi berkala terhadap rencana pelonggaran akan dilakukan untuk memastikan pihaknya tak mengambil langkah yang salah.

Per berita ini ditulis, Turki tercatat memiliki 2,6 juta kasus dan 27 ribu kematian akibat COVID-19. Angka kasus harian berada di kisaran 6000 sampai 8000 kasus di mana masih tergolong mengkhawatirkan. Namun, sejak Januari lalu, vaksinasi COVID-19 telah dilakukan dengan produk asal Cina, Sinovac.

Baca juga: Turki Tangkap 700 Orang Kurdish Atas Pembunuhan 13 Tawanan di Irak

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

7 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

8 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

10 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

11 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya