Iran Minta Joe Biden Buktikan Komitmen Kembali ke Perjanjian Nuklir

Kamis, 18 Februari 2021 07:00 WIB

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berbicara selama salat Jumat di Teheran. [REUTERS / Morteza Nikoubazl / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menagih komitmen Presiden Amerika Joe Biden untuk kembali ke perjanjian nuklir 2015 (JCPOA). Khamenei berkata, ia ingin melihat tindakan langsung Joe Biden, bukan hanya sekedar ucapan.

Bersamaan dengan hal itu, Khamenei juga memberi tenggat waktu sepekan kepada Joe Biden untuk mencabut sanksi yang dijatuhkan Amerika ke Iran. Jika tidak, maka Iran tidak akan tertarik untuk kembali ke perjanjian nuklir dan bakal tetap memblokir inspeksi dari lembaga pengawas PBB.

"Kami sudah mendengar terlalu banyak kata-kata dan janji manis yang tidak terpenuhi atau apa yang terjadi malah sebaliknya. Kata-kata dan janji tidak cukup. Kali ini kami meminta aksi dan kami pun juga akan beraksi," ujar Khamenei, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 17 Februari 2021.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Joe Biden sudah lama ingin membawa kembali Amerika ke perjanjian nuklir Iran. Pada 2018, Amerika keluar dari perjanjian itu atas inisiatif mantan Presiden Donald Trump yang juga menjatuhkan sanksi ekonomi ke Iran.

Harapan Joe Biden, dengan Amerika kembali ke sana, Iran bisa kembali dipaksa untuk mematuhi peraturan pembatasan pengayaan uranium-nya. Iran, saat ini, melanggar perjanjian itu dengan melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen di pabrik nuklir bawah tanahnya, Fordow.

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]

Di sisi lain, jika Amerika berhasil kembali ke JCPOA dan Iran dipaksa tunduk, maka hal itu bisa menjadi batu loncatan untuk perjanjian yang lebih luas. Hal tersebut mulai dari pembatasan pengembangan senjata hingga aktivitas regional.

Hingga berita ditulis, baik Iran maupun Amerika sama-sama tidak mengambil langkah duluan soal perjanjian nuklir itu. Iran, seperti yang telah disebutkan, meminta sanksi dari era Trump dicabut. Amerika juga meminta sesuatu dari Iran, menghentikan program pengayaan uranium dan membiarkan inspektur PBB untuk melakukan pemeriksaan.

Negara tetangga gemas dengan situasi itu. Kanselir Jerman, Angela Merkel, sampai meminta Presiden Iran Hassan Rouhani untuk tidak main 'tunggu-tungguan' soal kembali ke perjanjian nuklir.

"Ini adalah momen yang pas untuk mengirim sinyal positif yang meningkatkan kepercayaan dan solusi diplomatik," ujar Merkel kepada Rouhani soal Perjanjian Nuklir Iran dan rencana Joe Biden membawa Amerika ke sana.

Baca juga: Israel Sinyalkan Tak Dukung Joe Biden Soal Perjanjian Nuklir Iran

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

6 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

6 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

8 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

9 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya