Militer Myanmar Klaim Kudeta Dapat Dukungan, Demonstran Mempertanyakan

Rabu, 17 Februari 2021 15:00 WIB

Polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 9 Februari 2021.[REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Klaim militer Myanmar, yang menyebut ada dukungan publik untuk menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, dipertanyakan oleh masyarakat yang menentang kudeta.

Dalam unjuk rasa pada Rabu, 17 Februari 2021, masyarakat yang memprotes yang terdiri dari selebriti, aktivis dan mahasiswa, meneriakkan penolakan klaim militer tersebut. Demonstran yang berunjuk rasa juga memastikan aksi protes tersebut tidak akan berhenti.

“Kami sedang memperlihatkan di sini bahwa kami bukan termasuk 40 juta orang yang mereka umumkan,” kata Sithu Maung, politikus dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di tengah unjuk rasa di Pagoda Sule, Yangon.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ditekan Demonstran dan Amerika, Militer Myanmar Melawan

Sebuah kendaraan lapis baja melintas di jalan raya saat protes melawan kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 14 Februari 2021. Militer Myanmar mulai menerjunkan kendaraan lapis baja di kota-kota besar dan memutus akses internet sebagai respon atas aksi unjuk rasa menentang kudeta yang berlangsung. REUTERS/Stringer

Sebelumnya pada Selasa, 16 Februari 2021, Zaw Min Tun, juru bicara Dewan Pemerintah yang juga berpangkat Brigadir Jenderal mengatakan ada 40 juta dari total 53 juta populasi Myanmar yang mendukung tindakan militer, yang diklaimnya sejalan dengan konstitusi. Militer Myanmar menuduh telah terjadi penipuan pada pemilu 8 November 2020 lalu yang dimenangkan oleh Suu Kyi.

“Apa yang mereka katakan sepenuhnya tidak benar. Mereka bilang ada penipuan surat suara, namun liat orang-orang yang ada di sini (unjuk rasa),” kata seorang warga yang ikut berunjuk rasa.

Pengambil alihan kekuasaan di Myanmar telah menuai kritikan dari negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sedangkan Cina sedikit lebih lunak, namun Duta Besar Cina di Myanmar meyakinkan kalau mereka tidak mendukung kudeta tersebut.

Utusan khusus PBB, Tom Andrews, mengatakan pihaknya waswas dengan potensi kekerasan yang bakal dialami oleh demonstran. Andrews pun menyerukan pada setiap negara yang punya pengaruh pada jenderal-jenderal dan bisnis di Myanmar, agar memberikan tekanan supaya militer tidak menggunakan kekerasan.

Kudeta yang dilakukan militer Myanmar pada 1 Februari lalu telah memancing unjuk rasa di sejumlah titik di negara itu sejak 6 Februari 2021. Ratusan ribu orang turun ke jalan memprotes tindakan militer tersebut.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

8 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

20 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

21 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

1 hari lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

2 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

2 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

4 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya