Myanmar Akan Jemput 1.200 Warganya dari Malaysia dengan Tiga Kapal Angkatan Laut

Jumat, 12 Februari 2021 10:30 WIB

Sekelompok yang diyakini Muslim Rohingya asal Myanmar terlihat di kantor keamanan perbatasan, sebelum diserahkan ke otoritas imigrasi, di Kuala Perlis, Malaysia 8 April 2019 dalam gambar yang diperoleh dari media sosial ini. Lebih dari 700.000 Rohingya menyeberang ke Bangladesh pada 2017 melarikan diri dari tindakan keras tentara di negara bagian Rakhine Myanmar, menurut badan-badan PBB. [MOHD HARITH ROSLI / melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia akan mendeportasi 1.200 warga negara Myanmar yang ditahan setelah pemerintah militer Myanmar menawarkan untuk mengirim tiga kapal angkatan laut untuk menjemput mereka.

Myanmar, melalui kedutaan besarnya di Kuala Lumpur, membuat tawaran untuk mengambil kembali warganya yang ditahan di pusat penahanan imigrasi Malaysia minggu lalu, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Reuters, 12 Februari 2021.

Pusat penahanan biasanya menampung pencari suaka dan pengungsi, bersama dengan orang lain yang berada di Malaysia tanpa dokumen yang sesuai. Malaysia tidak secara resmi mengakui pengungsi, menganggap mereka sebagai migran ilegal.

Para pejabat tidak menanggapi pertanyaan apakah mereka yang dipulangkan termasuk pengungsi.

Tahanan di masa lalu termasuk anggota Chin, Kachin dan komunitas Muslim Rohingya yang melarikan diri dari konflik etnis dan penganiayaan oleh militer di Myanmar.

Advertising
Advertising

Malaysia adalah rumah bagi lebih dari 154.000 pencari suaka dari Myanmar, menurut badan pengungsi PBB UNHCR. Ada juga ribuan pekerja migran.

Sumber tersebut mengatakan Myanmar telah menawarkan untuk mengambil kembali warganya saja. Myanmar mengakui lebih dari 100 kelompok etnis tetapi tidak Rohingya, yang dipandang sebagai migran ilegal dari Bangladesh.

Sumber tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kapal angkatan laut tersebut diperkirakan tiba di Malaysia pada 21 Februari dan berangkat dua hari kemudian.

Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia Khairul Dzaimee Daud mengkonfirmasi deportasi itu, mengatakan pihak berwenang telah setuju untuk menyerahkan para tahanan ke angkatan laut Myanmar.

"Ya, kami sudah setuju. Semuanya dari depo imigrasi," katanya dalam pesan singkat, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Win Min Soe, atase ketenagakerjaan di kedutaan Myanmar, juga mengkonfirmasi tawaran Myanmar.

Juru bicara kantor perdana menteri Malaysia dan kementerian luar negeri tidak berkomentar.

Baca juga: Malaysia Tak Bisa Lagi Menampung Pengungsi Rohingya

James Bawi Thang Bik, dari Aliansi Pengungsi Chin yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan bahwa meskipun Malaysia secara teratur mendeportasi warga negara Myanmar, ini adalah pertama kalinya angkatan laut Myanmar menawarkan untuk membantu memulangkan warganya.

Dia meminta pihak berwenang Malaysia untuk bekerja dengan UNHCR untuk menentukan apakah mereka yang akan dideportasi termasuk pengungsi tidak berdokumen.

"Pengungsi terancam dihukum penjara dan dianiaya jika dikirim kembali ke Myanmar," katanya.

Kudeta dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi bersama dengan sejumlah orang lainnya telah memicu demonstrasi terbesar di Myanmar sejak Revolusi Saffron tahun 2007 yang akhirnya menjadi langkah menuju reformasi demokrasi.

Pada 2017, tentara Myanmar mengusir lebih dari 730.000 Muslim Rohingya ke negara tetangga Bangladesh dalam operasi yang menurut PBB dilakukan dengan niat genosida, yang dibantah oleh Myanmar.

REUTERS

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

5 jam lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

18 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

21 jam lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

22 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya