Pemerintahan Joe Biden Bersih-bersih Para Loyalis Donald Trump

Senin, 8 Februari 2021 07:00 WIB

Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mencabut larangan Presiden Trump terhadap orang transgender yang bertugas di militer, saat ia bertemu dengan Menteri Pertahanan AS yang baru Lloyd Austin di Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Januari 2021.[REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden mulai "membersihkan" Gedung Putih dan lembaga pemerintahan dari loyalis Donald Trump setelah dua pekan menjabat.

Selama dua minggu terakhir, pemerintahan baru telah berupaya untuk mencopot sejumlah pejabat yang ditunjuk Trump di berbagai lembaga dan dewan pemerintah. Sementara beberapa telah pergi diam-diam, yang lain tidak, mengajukan pertanyaan tentang otoritas hukum yang dipegang Presiden Joe Biden dalam mencopot orang yang ditunjuk oleh pendahulunya.

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan yang baru dilantik Lloyd Austin memecat ratusan anggota di 42 dewan penasihat, termasuk sejumlah orang yang ditunjuk Trump pada menit-menit terakhir kepresidenannya seperti mantan manajer kampanye Corey Lewandowski dan David Bossie, wakil manajer kampanye Trump.

Pada hari Selasa, delapan anggota Federal Service Impasses Panel (FSIP) mengundurkan diri atas permintaan pemerintah Biden, menurut Aloysius Hogan, juru bicara Otoritas Hubungan Perburuhan Federal, yang mengawasi FSIP. Dua anggota lainnya yang menolak untuk mengundurkan diri dari panel, yang menyelesaikan perselisihan antara lembaga pemerintah dan kelompok buruh, diberhentikan pada pukul 17.00 PM pada hari itu, CNN dikutip dari CNN, 7 Februari 2021.

Pada hari Rabu, Roger Severino, seorang yang ditunjuk Trump di Dewan Konferensi Administratif Amerika Serikat (ACUS), menggugat di pengadilan distrik DC untuk mencegah pencopotannya dari dewan atas dasar bahwa presiden tidak memiliki wewenang untuk menghentikannya.

Advertising
Advertising

"Upaya Presiden Biden untuk mengeluarkan saya, yang bertentangan dengan hukum, memperlihatkan bagaimana janjinya untuk menyembuhkan dan menyatukan semua orang Amerika sebagai manipulasi sinis," kata Severino, beberapa jam setelah laporan CNN diterbitkan pada hari Sabtu.

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang rencana pemerintahannya untuk memperkuat manufaktur Amerika selama penampilan singkat di South Court Auditorium di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Januari 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Roger Severino, yang diangkat menjadi dewan Konferensi Administratif Amerika Serikat pada hari-hari terakhir kepresidenan Donald Trump, menegaskan bahwa Kantor Personalia Kepresidenan Gedung Putih memintanya untuk mengundurkan diri pada Rabu sore. Gugatan tersebut menuduh bahwa jika dia menolak, dia akan dipecat, Politico melaporkan.

Trump mengumumkan niatnya untuk menunjuk Severino ke dewan penasihat pada Juli, dan Severino menerima pengangkatannya dua minggu lalu. Dia berpendapat bahwa dewan itu terpisah dari kekuatan eksekutif manapun dan bahwa presiden tidak memiliki wewenang untuk memecatnya sesuka hati. Ketika dia menanyakan alasan pemecatannya, Gedung Putih tidak menanggapi, kata gugatan itu.

Severino menyatakan dalam gugatan itu bahwa dia menerima email yang dikirim pada hari Selasa atas nama Presiden Biden, yang memintanya untuk mengundurkan diri pada hari Rabu pukul 17.00 waktu Washington, atau pengangkatannya ke dewan akan dihentikan.

Menurut gugatan tersebut, tiga orang yang ditunjuk Trump lainnya ke dewan juga menerima permintaan serupa untuk mengundurkan diri atau berisiko diberhentikan.

Pada Rabu pukul 10:00 malam, keempat orang yang ditunjuk Trump yang disebutkan dalam gugatan itu tidak lagi muncul di situs dewan, meskipun Ronald Cass dan Adrian Vermeule, yang ditunjuk oleh Trump bersama Severino, tetap ada.

Baca juga: Joe Biden Enggan Berikan Pengarahan Intelijen ke Donald Trump

Pemerintahan Biden juga telah mengeluarkan orang-orang dari Voice of America, yang telah diprotes karena VOA digunakan pemerintahan Trump untuk media propaganda.

Dua orang yang ditunjuk untuk Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional, yang mengawasi pengembangan properti federal di wilayah DC, juga telah diberhentikan.

"Komisi Perencanaan Ibu Kota Nasional telah diberitahu oleh Gedung Putih pada 3 Februari 2021 bahwa presiden yang ditunjuk Ketua Paul Dans dan Komisaris Gibson Worsham tidak lagi menjadi anggota Komisi," kata juru bicara NCPC.

"Pemerintahan Biden sedang melakukan peninjauan menyeluruh atas penunjukan peninggalan di dewan, komisi, dan dewan penasihat," kata juru bicara Gedung Putih Michael Gwin.

Menurut seorang pejabat Gedung Putih, sebagai bagian dari peninjauan tersebut, pemerintahan Joe Biden mengatakan dapat mencopot individu yang keanggotaannya di dewan tidak akan melayani kepentingan publik.

CNN | POLITICO


Sumber:

https://edition.cnn.com/2021/02/06/politics/biden-removing-trump-board-appointments/index.html

https://www.politico.com/news/2021/02/03/trump-appointee-biden-advisory-board-465732

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

10 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

11 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

11 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

14 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

22 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

1 hari lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 hari lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya