Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Joe Biden Siap Terima Lebih Banyak Penyintas Negara Konflik

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Joe Biden menyatakan pada Kamis kemarin bahwa dirinya siap menaikkan jumlah penyintas (pengungsi) yang bisa diterima dalam setahun. Adapun angka yang ia incar adalah 125 ribu pendaftaran atau lebih dari delapan kali lipat batas yang ditetapkan pendahulunya, Donald Trump.

Jika tidak ada halangan, jumlah baru itu akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2021 nanti. Joe Biden berkata, dirinya membutuhkan waktu untuk menyiapkan kebijakan baru tersebut.

"Butuh waktu untuk memperbaiki apa yang sudah 'rusak parah'. Namun, itulah yang akan kami perbuat," ujar Joe Biden, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis waktu setempat, 4 Februari 2021.

Untuk memastikan segalanya lancar, Joe Biden mengatakan sejumlah perubahan akan dilakukan dalam proses seleksi penyintas. Hal itu, kata ia, sudah diperintahkan di Perintah Eksekutif terbarunya.

Salah satu perubahan yang dilakukan Joe Biden adalah melibatkan Dewan Keamanan Nasional dalam proses seleksi penyintas. Menurut Joe Biden, penting bagi Amerika untuk memiliki teknis penerimaan penyintas yang bagus di tengah situasi global yang tidak menentu.

Baca juga: Joe Biden Akan Keluarkan Memo Perlindungan Kaum LGBTQ

Seorang bocah imigran menangis saat mengikuti orang tuanya ketika berusaha menyeberang perbatasan antara Meksiko dan AS secara ilegal, di kawasan Tijuana, Meksiko, 11 Desember 2018. Para imigran dari wilayah Amerika Tengah nekat menyeberang perbatasan yang dijaga ketat oleh polisi AS. REUTERS

Di masa Donald Trump, penerimaan penyintas memang dipangkas habis-habisan. Hal itu berkaitan dengan semangat America First Donald Trump yang ingin mengutamakan warga Amerika di atas segala-galanya. Menurut Donald Trump, imigran (termasuk penyintas), telah mengambil lapangan pekerjaan dari warga Amerika sekaligus menjadi ancaman keamanan.

Jumlah penerimaan yang diperbolehkan oleh Donald Trump hanya 15 ribu orang. Menurut dia, jumlah tersebut sudah cukup banyak, kontras dengan ukuran yang ditetapkan Joe Biden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para aktivis yang mendukung perlindungan terhadap penyintas atau pengungsi memuji langkah Joe Biden. Menurut mereka, langkah tersebut akan mempermudah proses masuknya penyintas ke Amerika sekaligus menghilangkah kerumitan birokrasi.

"Kami memiliki daftar panjang soal apa yang salah dari program sebelumnya. Kami tahu problemnya, dan ini (langkah Joe Biden) menjadi soslusinya," ujar Jennifer Quigley, advokat penyintas dari Human Rights First.

Dikutip dari Reuters, perintah eksekutif yang diteken Joe Biden berkaitan dengan program Special Immigrant Visa. Itu visa yang digunakan para pengungsi atau penyintas, terutama yang berasal dari Timur Tengah seperti Irak dan Afghanistan. Visa itu, biasanya, diberikan kepada mereka yang mendukung kepentingan Amerika di Timur Tengah.

Di tahun 2020, Donald Trump menyediakan 4000 spot untuk penyintas dari Irak. Namun, dari angka tersebut, hanya 537 yang benar-benar masuk Amerika. Ketika Barack Obama yang memimpin Amerika, jumlah penyintas Irak yang masuk bisa mencapai 9800 orang (tahun 2016). Joe Biden membuat kebijakannya berdasarkan pengalaman Obama. 

Baca juga: AS Hentikan Dukungan Terhadap Operasi Militer Saudi di Yaman

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-refugees-order/biden-set-to-accept-more-refugees-after-years-of-trump-restrictions-idUSKBN2A42HN?il=0

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

1 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

1 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Mengenal Apa Itu Deportasi dan Tips Menghindarinya

1 hari lalu

Apa itu deportasi? Deportasi merujuk pada tindakan paksa mengeluarkan WNA dari wilayah negara. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Deportasi dan Tips Menghindarinya

Apa itu deportasi? Deportasi merujuk pada tindakan paksa mengeluarkan WNA dari wilayah negara. Berikut penjelasan lengkapnya.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

3 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

4 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


AS Tegaskan Tak Akan Ambil Bagian dalam Serangan Balasan Israel ke Iran

5 hari lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
AS Tegaskan Tak Akan Ambil Bagian dalam Serangan Balasan Israel ke Iran

Presiden Joe Biden memperingatkan PM Benjamin Netanyahu bahwa Amerika Serikat tidak akan mengambil bagian dalam serangan balasan Israel terhadap Iran


Raja Yordania Peringatkan Biden: Eskalasi Israel Berisiko Picu Konflik Regional

5 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II dan Putra Mahkota Hussein bin Abdullah II di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, AS pada 19 Juli 2021. Reuters
Raja Yordania Peringatkan Biden: Eskalasi Israel Berisiko Picu Konflik Regional

Raja Yordania Abdullah mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa eskalasi lebih lanjut dari Israel akan memperluas konflik