Internet Myanmar Kembali Menyala di Tengah Unjuk Rasa Protes Kudeta

Minggu, 7 Februari 2021 16:05 WIB

Demonstran memprotes kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, 6 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Internet kembali menyala di Myanmar. Sempat diblokir oleh pemerintah untuk meredam protes kudeta Myanmar, internet menyala di tengah unjuk rasa yang berlangsung di Yangon saat ini.

"Internet baru saja menyala," ujar warga Myanmar yang dihungi Tempo, Khine, Ahad, 7 Februari 2021.

Meski internet sudah menyala, kecepatannya relatif lamban. Namun, Khine langgsung menggunakannya untuk mengunggah video dan foto unjuk rasa di Yangon. Per berita ini ditulis, Khine mengatakan unjuk rasa masih berlangsung.

Belum diketahui apakah internet akan menyala untuk jangak waktu lama.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar memanas sejak Senin kemarin. Militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar.

Beberapa figur sentral yang mereka tangkap adalah Penasehat Negara Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint. Sejauh ini keberadaan mereka masih misterius walau militer Myanmar mengklaim kondisi mereka baik-baik saja. Kabar yang beredar, keduanya sempat ditahan di rumah masing-masing sebelum dipindahkan ke lokasi lain yang dirasa lebih pas.

Kudeta itu sendiri dipicu kekalahan partai militer Myanmar, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP). Mereka kalah dari partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.

Baca juga: Warga Kembali Gelar Demonstrasi Kudeta Myanmar Meski Internet Diblokir

Warga Myanmar di Thailand menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok pasca kudeta militer Myanmar, pada 1 Februari 2021. Para pedemo juga membawa potret Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto yang ditahan militer Myanmar. REUTERS/Athit Perawongmetha

Merespon kudeta tersebut, warga melakukan berbagai aksi perlawanan. Mereka sempat melakukan aksi jalanan di mana memukul perkakas dapur keras-keras. Dalam kebudayaan sana, hal itu adalah tradisi untuk mengusir roh jahat yang dalam hal ini adalah militer Myanmar.

Mulai Sabtu kemarin, warga mulai menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran. Aksi Ahad ini adalah yang kedua di mana warga berkumpul di Yangon, ibu kota ekonomi Myanmar. Sambil memakai atribut merah, warna dari partai NLD, mereka menuntut kudeta diakhiri.

"Kami tidak ingin kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi!" ujar puluhan ribu peserta unjuk rasa di Yangon.

Banyak dari mereka mengibarkan bendera NLD sambil memberi salut tiga jari. Salam dari film Hunger Games itu telah menjadi simbol protes terhadap kudeta. Pengemudi yang kebetulan di sana ikut meramaikan dengan membunyikan klakson.

Belum diketahui apakah ada warga yang ditangkap dalam unjuk rasa itu. Sejauh ini, diketahui lebih dari 160 orang telah ditangkap sejak kudeta Myanmar berlangsung.

Baca juga: Facebook Desak Junta Militer Buka Pemblokiran Internet dan Media Sosial Myanmar

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics-protest/biggest-protests-in-myanmar-since-2007-draw-tens-of-thousands-idUSKBN2A702Y


Berita terkait

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

1 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

4 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

4 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

6 hari lalu

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

6 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

6 hari lalu

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

Perwakilan warga yang menolak penutupan jalan BRIN, Rojit mengatakan unjuk rasa ketiga kalinya ini akan digelar di depan kantor BRIN.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya