Dampak Corona, Lulusan Asing di Jerman Menganggur Meski Sudah Lamar 800 Kali

Kamis, 4 Februari 2021 16:00 WIB

Abdul Kader Tizini dari Suriah yang lulus dengan gelar master di bidang teknik mesin dari RWTH Aachen, berpose di dekat logo kampusnya di Aachen, Jerman, 3 Februari 2021. [REUTERS / Wolfgang Rattay]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang lulusan master di bidang teknik mesin salah satu kampus ternama di Jerman belum mendapat pekerjaan meski sudah melamar 800 kali akibat dampak wabah virus corona.

Mahasiswa asing dari Suriah bernama Abdul Kader Tizini mengambil studi master di bidang teknik mesin dari RWTH Aachen, salah satu universitas teknik ternama di Jerman, dan dia mengira hanya akan membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum dia mendapatkan pekerjaan impiannya.

Lebih dari sebulan kemudian, virus corona menyebar ke Jerman, menghentikan peningkatan lapangan kerja selama satu dekade.

Dia telah mengirim sekitar 800 lamaran pekerjaan dan sampai pada tahap 80 wawancara, tetapi pria Suriah berusia 29 tahun itu masih mencari pekerjaan.

Menjadi orang asing tidak menguntungkan mendapatkan pekerjaan di ekonomi terbesar Eropa bahkan sebelum pandemi. "Ini menjadi lebih menjadi penghalang sekarang ada lebih sedikit lowongan, kata Tizini, dikutip dari Reuters, 4 Februari 2021.

Advertising
Advertising

"Perusahaan berpikir, 'Dengan orang asing kami harus menjelaskan pemikiran itu dua kali, dengan orang asli hanya sekali'," katanya.

Rekrutmen terhenti dan PHK di ribuan perusahaan Jerman berarti lulusan asing seperti Tizini menghadapi persaingan ketat dengan lulusan warga asli Jerman dan profesional yang menganggur.

Tizini bertahan hidup dengan transfer bulanan dari saudaranya.

Setelah menginvestasikan begitu banyak waktu dan lebih dari 10.000 euro (Rp 168 juta) untuk belajar di Jerman, kembali ke Suriah bukanlah pilihan.

"Tidak ada cara untuk hidup selain menunggu bantuan orang lain. Saya memberikan semua yang saya bisa, tetapi semuanya sia-sia," aku Tizini.

Abdul Kader Tizini dari Suriah yang lulus dengan gelar master di bidang teknik mesin dari RWTH Aachen, berpose di depan dinding batu di kampus universitas di Aachen, Jerman, 3 Februari 2021. [REUTERS / Wolfgang Rattay]

Tidak seperti warga negara Jerman dan Uni Eropa, yang berhak atas tunjangan pengangguran dan bantuan virus corona, banyak lulusan asing tidak memenuhi syarat.

Ratusan ribu mahasiswa internasional tertarik ke Jerman dalam dekade terakhir, didorong oleh sistem pendidikan tinggi terkemuka namun hampir gratis dan prospek kerja pasca-kelulusan yang kuat.

Jumlah mahasiswa internasional di Jerman meningkat sekitar 70% antara 2009 dan 2019, menurut data dari Kantor Statistik Federal.

Anja Robert, konsultan karir di RWTH Aachen, mengatakan mahasiswa internasional di Jerman merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan daripada penduduk asli Jerman.

Permintaan untuk sesi konseling timnya dan dukungan psikologis telah meningkat sejak Maret, ketika Jerman melakukan lockdown pertama untuk memerangi pandemi, katanya.

"Di masa tidak aman seperti itu, orang cenderung ke arah keamanan, mengandalkan keterampilan bahasa, ciri budaya, dan pemahaman yang mapan," kata Anja.

Tingkat pengangguran Jerman naik 6,4% setelah pemerintah memberlakukan lockdown pertama, dari 5% di bulan sebelumnya. Angka ini mencapai 6% pada Januari tahun ini.

Baca juga: Kabur dari Pandemi Covid-19, Satu Keluarga Putuskan Berlayar Keliling Dunia

Dampak pandemi pada pasar kerja Jerman telah dikurangi dengan skema "Kurzarbeit" pemerintah yang memungkinkan pemberi kerja untuk memotong jam kerja selama penurunan ekonomi. Tapi itu juga membuat perekrutan menjadi lebih sulit.

Perusahaan yang berada dalam skema tersebut dapat mempekerjakan staf dalam kasus luar biasa jika mereka memiliki alasan yang kuat, kata Ludwig Christian, juru bicara Kantor Ketenagakerjaan Federal.

Antara April 2020 dan Januari tahun ini, jumlah lowongan baru di Jerman turun 430.000, atau 26% tahun-ke-tahun, data Kantor Ketenagakerjaan Federal menunjukkan.

Tantangan lain yang dihadapi mahasiswa asing adalah jaringan profesional dan sosial yang lebih lemah, diperburuk oleh pameran kerja dan acara jejaring yang dibatalkan atau dipindahkan secara online di tengah pandemi.

"Jaringan digital lebih sulit, terutama jika Anda berasal dari negara lain dan Anda tidak terbiasa dengan cara kerja jaringan di sini," kata Jana Koehler, seorang perekrut internasional yang berbasis di Berlin, kepada Reuters.

Dua lockdown di musim semi dan musim dingin tahun lalu juga menutup restoran dan ritel, yang berarti ribuan lebih sedikit pekerjaan paruh waktu yang diisi mahasiswa untuk menghidupi diri mereka sendiri secara finansial.

April lalu, pemerintah Jerman memasukkan orang asing dalam program pinjaman tanpa bunga untuk pelajar. Para lulusan, bagaimanapun, tidak memenuhi syarat.

Akses ke bantuan pengangguran bagi lulusan asing juga bergantung pada tinggal di Jerman selama lima tahun, yang berarti banyak lulusan magister di universitas Jerman yang dirugikan di tengah wabah corona.

REUTERS

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-germany-migration/turned-down-800-times-foreign-graduates-german-dream-shattered-as-covid-hits-jobs-idUSKBN2A40RI?il=0

Berita terkait

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

13 hari lalu

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

16 hari lalu

Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

Bos jatuh hati pada bawahannya namun tak menunjukkannya dengan terang-terangan dengan alasan profesionalisme. Cek tanda berikut.

Baca Selengkapnya