Kudeta Myanmar, Amnesty International Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak Cepat

Reporter

Andita Rahma

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 2 Februari 2021 23:57 WIB

Kendaraan lapis baja tentara Myanmar melewati sebuah jalan setelah mereka merebut kekuasaan dalam kudeta di Mandalay, Myanmar 2 Februari 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta -Amnesty International mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Security Council) untuk bertindak cepat meminta pertanggungjawaban pihak militer Myanmar yang melakukan kudeta kemarin.

Menjelang pertemuan tertutup darurat Dewan Keamanan PBB tentang Myanmar yang digelar hari ini, 2 Februari 2021 waktu New York, Wakil Direktur Advokasi Amnesty International Sherine Tadros mengatakan bahwa mereka tidak bisa menutup mata akan peristiwa yang sedang terjadi di Myanmar.

“Anda tidak dapat membiarkan pelaku kejahatan berat di bawah hukum internasional bebas dan kemudian bertindak terkejut ketika mereka kembali menginjak-injak hak asasi manusia," ucap Sherine melalui keterangan tertulis resmi pada Selasa, 2 Februari 2021.

Amnesty International menilai, pihak militer yang kini tengah merebut kekuasaan, dapat menggulingkan pemerintah sipil dan memulai penangkapan tak berdasar terhadap oposisi politik.

Oleh karena itu, Sherine menilai Dewan Keamanan PBB harus bergerak cepat mencegah pelanggaran hak asasi manusia lebih lanjut, di mana dapat membuat situasi kian buruk. Ia pun menyayangkan Dewan Keamanan PBB yang tak berbuat sesuatu sejak hari pertama kudeta terjadi.|

Baca juga : Jepang: Kudeta Bisa Perkuat Pengaruh Cina di Kawasan Asi Tenggara

“Seandainya Dewan Keamanan bertindak tegas dan tegas sejak hari pertama, mungkin tidak berada dalam situasi di mana kehidupan dan kebebasan orang-orang di seluruh Myanmar kini menghadapi risiko yang lebih besar," ucap Sherine.

Advertising
Advertising

Sherine juga meminta Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi keuangan terhadap Panglima Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing dan pemimpin militer lainnya yang bertanggung jawab atas kejahatan kekejaman terhadap berbagai etnis minoritas di seluruh negeri, termasuk Rohingya.

Selain itu, Dewan Keamanan PBB juga harus memberlakukan embargo senjata global yang komprehensif terhadap Myanmar, dan merujuk situasi di Myanmar ke Pengadilan Kriminal Internasional.

"Dewan harus menuntut pembebasan segera semua orang yang ditahan dalam penggerebekan. Jika mereka tidak segera dituduh melakukan kejahatan yang diakui menurut hukum internasional," kata Sherine.

Sebelumnya, militer merebut kekuasaan pada 1 Februari. Mereka menahan Aung San Suu Kyi bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penggerebekan dini hari.

Militer mengatakan telah menahan mereka sebagai tanggapan atas kecurangan pemilu dan menyerahkan kekuasaan kepada panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing serta memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.

Min Aung Hlaing telah berjanji untuk mempraktikkan sistem demokrasi multi-partai yang berkembang dengan disiplin yang tulus.

Dia menjanjikan kepada rakyat Myanmar tentang pemilihan yang bebas dan adil dan penyerahan kekuasaan kepada partai pemenang tanpa memberikan kerangka waktu.

ANDITA RAHMA | THE MYANMAR TIMES

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

3 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

12 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

15 jam lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

16 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

1 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya