Kepolisian Rusia Tangkap 4500 Pendukung Alexei Navalny

Senin, 1 Februari 2021 08:00 WIB

Petugas kepolisian saling dorong dengan demonstran yang menuntut pembebasan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Rusia, 23 Januari 2021. Polisi juga telah menahan beberapa orang yang berkumpul di lapangan itu sebelum unjuk rasa berlangsung, termasuk seorang pengunjuk rasa mandiri. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah demonstran pro-Alexei Navalny yang ditangkap dan ditahan Kepolisian Rusia bertambah. Dikutip dari kantor berita Reuters, kepolisian menahan kurang lebih 4500 demonstran dari berbagai kota di Rusia. Yulia Navalnaya, istri dari Alexei Navalny, termasuk salah satu yang ditangkap dalam unjuk rasa terkait.

"Jika kita diam saja, maka mereka bisa saja mengincar kita keesokan harinya," ujar Navalnaya sebelum dirinya ditangkap Kepolisian, Ahad, 31 Januari 2021.

Selain menangkapi para demonstran pro Alexei Navalny, kepolisian Rusia juga menerapkan lockdown di Moscow. Berbagai jalanan besar ditutup, terutama yang berdekatan dengan Kremlin, jantung pemerintahan Rusia. Selain itu, terminal transportasi publik pun ditutup dengan ratusan personil dikerahkan untuk berpatroli.

Salah satu lokasi unjuk rasa adalah penjara di Moscow utara. Di sanalah Alexei Navalny ditahan. Membentuk barisan kolom, para demonstran mendesak kritikus anti-korupsi tersebut untuk dibebaskan. Mereka juga mencoba untuk menyakinkan pasukan huru-hara bahwa mereka bukanlah musuh, namun penangkapan menjadi balasannya.

Ini bukan penahanan pertama. Dalam unjuk rasa yang berlangsung pekan lalu, penangkapan serupa juga terjadi. Jumlah demonstran yang ditahan relatif sama, kurang lebih 4000 orang.

Alexei Navalny sendiri, sebagaimana diketahui, adalah kritikus yang nyaris tewas diracun tahun lalu. Ketika pulang ke Rusia pada 17 Januari lalu, usai menyelesaikan pengobatan di Jerman, ia ditangkap aparat. Ia dianggap melanggar aturan penangguhan hukuman atas kasus penipuan tahun 2014.

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Unjuk Rasa Pro Alexei Navalny Ilegal dan Berbahaya

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 September 2019. Navalny juga dikenal aktif di sosial media. Mayoritas pengikutnya merupakan kalangan muda, yang meledek kelompok mapan dan setia kepada Putin. Dia memiliki cara untuk mendapatkan informasi soal perusahaan dan kinerja keuangan yaitu menjadi pemegang saham minoritas. REUTERS/Shamil Zhumatov


Navalny membela diri bahwa urusan dia sudah beres dengan perkara itu, namun aparat tetap menahannya. Upaya bandingnya nihil dan sekarang ia harus mendekam di penjara hingga sidang perkaranya dimulai. Jika ia terbukti melanggar, maka ia bisa dipenjara bertahun-tahun. Hal itulah yang kemudian memicu perlawanan dari pendukungnya.

"Saya tahu bahwa saya tinggal di negara yang tidak mengenal hukum. Ini negara dengan aparat yang berkuasa, tanpa pengadilan yang independen, serta korupsi yang bermain. Saya ingin hidup yang berbeda," ujar salah satu pendukung Navalny, Yulia (40).

Kepolisian Rusia menyatakan bahwa mereka yang ditahan bisa dijerat secara pidana. Pasa yang akan digunakan adalah menggelar dan menghadiri demonstrasi ilegal yang berpotensi menyebarkan COVID-19.

Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, mengutuk penangkapan dan penahanan tersebut. Menurutnya, Rusia secara konsisten menggunakan taktik jahat untuk melawan demonstran dan jurnalis yang beraksi secara damai.

Pemerintah Rusia membalas pernyataan tersebut, menyebut Amerika munafik. Menurut mereka, Amerika hanya ingin ikut campur saja untuk menahan langkah Rusia. "Kita semua tahu Amerika seperti apa. Mereka tak ragu menembak," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.

Baca juga: Joe Biden Dikabarkan Minta Vladimir Putin Bebaskan Alexei Navalny

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny/russia-detains-over-2700-at-protests-against-jailing-of-kremlin-critic-navalny-idUSKBN2A0039?il=0

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

5 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya