Misi bomber B 1B Lancer melintas Laut Cina Selatan adalah untuk menunjukan bahwa Amerika Serikat akan terus menggunakan hak kebebasan navigasi di mana pun, selama hukum internasional membolehkan. 2012. US Air Force photo/Senior Airman Ethan Morgan/Handout via REUTERSfrom Dyess Air Force Base, Texas, flies over the Atlantic Ocean before refueling from a KC-135 assigned to the 100th Air Refueling Wing, Royal Air Force Mildenhall, England, July 31, 2012. US Air Force photo/Senior Airman Ethan Morgan/Handout via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina menyatakan angkatan laut-nya akan menggelar latihan militer di Laut Cina Selatan pekan ini. Hal tersebut menyusul pemberitahuan Cina kepada Amerika untuk segera menarik mundur armadanya dari perairan yang mereka sebut Nine Dash Line itu.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 26 Januari 2021, pemberitahuan itu dikeluarkan oleh Administrasi Keselamatan Maritim Cina. Mereka menyatakan bahwa jangan ada kapal masuk ke Teluk Tonkin di Semenanjung Leizhou, Barat Laut Cina, pada 27-30 Januari karena di sanalah akan digelar latihan militer.
Skala dari latihan militer tersebut belum diketahui hingga sekarang. Selain itu, tidak ada keterangan juga soal tepatnya di mana latihan militer akan digelar.
Beberapa hari terakhir, situasi di Laut Cina Selatan memang kembali memanas. Hal itu diawali dengan pernyataan Cina pada pekan lalu bahwa mereka telah meloloskan regulasi baru yang memperbolehkan kapal penjaga pantainya menembak kapal-kapal yang masuk ke perairan Cina secara ilegal.
Laut Cina Selatan, selama ini, diklaim Cina sebagai miliknya. Mereka berkali-kali mengganggu operasi negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, yang digelar di sana. Dengan berlakunya regulasi baru tersebut, Cina berpotensi lebih keras dalam memperlakukan kapal-kapal negara ASEAN.
"Regulasi ini masih sesuai dangan hukum yang berlaku internasional," klaim juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying. Chunying berkata, regulasi itu penting untuk menjaga kedaulatan, keamanan, serta hak maritim Cina.
Setelah mengeluarkan regulasi tersebut, Cina kemudian mengeluarkan pernyataan diplomatik ke Amerika. Isinya, selain meminta Amerika untuk tidak ikut campur urusan Taiwan, adalah permintaan penarikan mundur pasukan di Laut Cina Selatan. Menurut Cina, keberadaan armada Amerika hanya akan memperburuk situasi di Laut Cina Selatan.
"Amerika Serikat rutin mengirim kapal dan pesawatnya ke Laut Cina Selatan untuk memperlihatkan kekuatannya. Itu tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di sana," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, Senin kemarin.
Amerika, sejauh ini, tetap mempertahankan armada Angkatan Laut-nya di Laut Cina Selatan. Dipimpin oleh kapal perang USS Theodore Roosevelt, kapal itu dinyatakan Amerika untuk mempromosikan perairan yang bebas dan terbuka. Amerika sendiri tengah giat membangun sekutu di kawasan Indo Pasifik untuk menekan pengaruh Cina di Laut Cina Selatan.