Korea Utara Diduga Gunakan Diplomasi untuk Kembangkan Senjata Nuklir
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 23 Januari 2021 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat intelijen Amerika Serikat untuk Korea Utara pada Jumat, 23 Januari 2021 memperingatkan Korea Utara hanya melihat diplomasi sebagai alat untuk meningkatkan pengembangan senjata nuklirnya, kendati pemerintahan Presiden Joe Biden menantikan kesempatan untuk berunding dengan Pyongyang.
Sydney Seiler, anggota intelijen Nasional Amerika Serikat untuk Korea Utara, mengatakan senjata yang dikembangkan oleh Pyongyang telah menjadi kebijaksanaan Korea Utara yang konsisten selama 30 tahun.
“Setiap hubungan diplomasi ditujukan untuk program nuklir lebih lanjut, bukan untuk menemukan jalan keluar. Saya hanya mendesak masyarakat agar jangan sampai ada ambiguitas taktis menghalangi kejelasan strategis soal Korea Utara, yang kita punya,” kata Seiler.
Dengan begitu, Seiler mengimbau pihaknya agar jangan terburu-buru jika Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengajukan undangan dialog dalam waktu dekat. Amerika Serikat juga baiknya tidak terlalu berharap jika Korea Utara melepaskan rudal balistik lintas benua (ICBM). Seiler juga mengatakan bantuan kemanusiaan bukan sesuatu yang menarik bagi Pyongyang.
Baca juga: Korea Utara Kini Miliki 40 Hulu Ledak Senjata Nuklir
Sebelumnya pada Selasa, 19 Januari 2021, Anthony Blinken, kandidat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan Pemerintahan Amerika Serikat yang baru berencana mengevaluasi secara menyeluruh pendekatan Amerika Serikat ke Korea Utara. Evaluasi tersebut untuk mencari cara meningkatkan tekanan pada Pyongyang agar kembali bernegosiasi.
Juru bicara DPR Amerika Serikat, Jen Psaki, pada Jumat, 23 Januari 2021, menekankan kembali bahwa senjata nuklir Korea Utara adalah sebuah ancaman serius pada perdamaian dan Washington memiliki kepentingan mendesak untuk menghalangi Pyongyang dalam hal ini.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-north-korea/north-korea-sees-talks-as-way-to-advance-nuclear-program-says-u-s-intel-official-idUSKBN29R2FZ